وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).


You are viewing 11 posts for 2012 by the author MangSi Pelangi New York City

Peran Negara Kepulauan dalam Menanggulangi “Global Warming”

    • cooling ship

Professor Stephen Salter,engineer di University of Edinburg, UK dan Prof John Latham, atmospheric phycisist di University of Manchester & NCAR, Colorado, USA., telah mengadakan penyelidikan dalam usaha menanggulangi “Global Warming”.

Indonesia sebagai negara nomor empat didunia dalam jumlah penduduk, dapat ikut aktif dalam usaha menanggulangi pemanasan dunia ini. Pemerintah, apabila ikut aktif dalam partisipasi pengurangan kenaikan suhu di planet ini adalah pantas sekali dalam usaha menaikkan kesejahteraan rakyatnya. Mungkin bencana alam akan berkurang, seperti gempa dan angin ribut. Tidak lagi mengalami musim kemarau yang kepanjangan. Mengingat panjangnya pantai-pantai diseluruh Nusantara, usaha untuk mencegah kenaikan suhu air laut besar dampaknya kepada tanaman pesisir seperti tanaman bakau. Tanaman bakau yang sehat sebagai habitat ikan-ikan kecil yang merupakan pemula dalam lingkaran "chain of food" dilautan. Hutan-hutan tropis dapat lebih mendapat air hujan, menyuburkan hutan-hutan dan tentunya binatang-binatang dan serangga penghuni hutan tropis akan berkembang biak dengan baik.

Marilah kita baca lebih lanjut mengenai penyelidikan Prof. Salter dan Prof. Latham dan apa kiranya kontribusi Indonesia dalam usaha pencegahan pemanasan bumi yang berkelanjutan ini.

Prof. Stephen Salter dan Prof. John Latham mendapat kesimpulan bahwa untuk mengurangi suhu udara karena "Green House effect" ini, perlu diusahakan agar sinar matahari yang menyinari bumi untuk dikurangi, dengan demikian dapat menghasilkan usaha dalam mencegah kenaikan suhu udara dikarenakan oleh CO2. Seperti diketahui bahwa CO2 ini dihasilkan dari pembakaran minyak bumi (fossil fuel), dari mesin-mesin kendaraan, nesin kapal laut terutama.

Pengurangan sinar matahari itu ialah dengan memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa. Pemantulan sinar matahari ini dapat dilakukan dengan membuat awan buatan dari jenis "marine startocumuli" dengan ketinggian sekitar 400 feet diatas muka bumi. Pembuatan awan buatan ini ialah dengan menyemprotkan "embun-embun air laut" dengan ukuran seper-sepuluhribu sentimeter ke angkasa. Jumlah yang diperlukan adalah 50 cuft per detik. Kalau saja 1/4 dari permukaan laut didunia ini berawan awan buatan ini, sudah cukup untuk menahan kenaikan suhu udara.

Untuk percobaan ini, Prof Salter itu telah membangun kapal Trimaran dan dipasang dikapal itu dua “menara rotor”. Menara dimana didalamnya dipasang rotor-rotor yang diputarkan dengan listrik. Kapal Trimaran ini, berlayar dengan kecepatan 6 knots dengan putaran rotor-rotornya sekitar 300 RPM. Membuktikan bahwa tenaga penggerak angin bekerja seperti yang diharapkan. Tenaga penggerak angin dengan memakai menara rotor-rotor ini bukan barang baru. Pada tahun 1922 Anton Flettner, seorang ahli pesawat udara Jerman, membangun kapal dilengkapi dengan tiga menara rotor ini dan berlayar dari Eropa ke Amerika. Namun usaha ini tidak diteruskan karena kecepatannya yang terbatas. Kapal-kapal dengan tenaga penggerak mesin uap dan berikutnya dengan mesin diesel mempunyai kecepatan yang menguntungkan perusahaan pelayaran dalam penyeberangan Pelayaran Samudra.

Cara bekerja “menara rotor” ini sebagai pengganti "layar" ialah sebagai berikut: Haluan kapal mengarah ke Timur. Angin bertiup dari Selatan. Didepan menara, angin yang bertiup searah dengan putaran rotor (counter clockwise), mengakibatkan tekanan udara yang rendah. Dibelakang menara, arah angin bertentangan dengan putaran rotor, kecepatan angin diperlambat mengakibatkan tekanan udara yang lebih besar dari pada tekanan udara yang didepan menara. Perbedaan tekanan ini mendorong kapal maju.

Dalam usaha menanggulangi "Global Warming" ini, kedua professor itu memperhitungkan apabila dibangun kapal dengan tiga menara rotor, serta dari tengah-tengah menara itu disemprotkan "embun-embun air laut" ke angkasa. Diperkirakan dengan jumlah 1500 kapal tanpa anak buah ini (dikemudikan dengan radio) berlayar mundar mandir di Samudara-samudra dan lautan-lautan diseluruh dunia. memadai untuk menurunkan temperatur akibat dari “Green House Effects” ini. Kapal-kapal itu dikontrol dengan satelit, bila terjadi hal-hal yany tidak diharapkan ( dengan penyemprotan “embun-embun air laut ” ke angkasa), dapat dengan segera penyemprotan dihentikan dan dalam beberapa hari akan kembali ke keadaan normal.

Tenaga listrik untuk keperluan penyemprotan ini, dihasilkan dari turbine yang dipasang dibawah permukaan laut diburitan. Turbin berputar karena arus laut akibat dari kapal itu bergerak maju.

Apa hubungannya kapal menara rotor ini yang menyemprotkan embun-embun air laut ke angkasa dengan Indonesia ?

Melihat jumlah kapal menara rotor itu yang diperlukan untuk usaha ini (1500 kapal), apakah kiranya kita dapat menawarkan beberapa ratus pulau-pulau terpencil untuk dibangun menara penyemprot embun-embun air laut itu ke angkasa ?

Pulau sepanjang pantai Barat Sumatra, Pulau Sabang di Utara, Pulau Natuna di Laut Cina Selatan, Kepulauan Seribu di Teluk Jakarta, Pulau Karimun Jawa di laut Jawa, terus ketimur, Maluku Utara , Maluku Selatan, Nusa Tenggara, bila dibangun menara-menara ini yang terbentang sejauh 3000 mil, pasti akan besar dampaknya kepada usaha penyemprotan embun-embun air laut ke angkasa. Akan lebih murah ongkos pembangunannya, dan akan mempunyai dampak positif akan peningkatan kesejahteraan penduduk sekitar menara-menara itu.

Memberikan gagasan akan pemasangan menara penyemprotan untuk dipasang di kapal-kapal berbendera Merah Putih dan Kapal Layar Pinisi. Ongkos-ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaan ditanggung oleh Badan internasional. Membuka pintu untuk usaha baru disetiap Pelabuhan diseluruh Nusantara. Usaha pabrik alat-alat penyemprotan itu, usaha pemasangannya dan pemeliharaanya. Untuk pemasangan di Kapal Layar Pinisi, generator listrik yang dipasang dianjurkan memakai generator listrik yang lebih besar. Dengan demikian ada tenaga listrik untuk keperluan di Kapal Layar Pinisi itu. Seperti penerangan lampu-lampu navigasi, Radio dan GPS dengan Satelit, untuk keperluan lemari es bagi ABK atau mungkin untuk tenaga kamar pendingin dalam pengangkutan ikan, daging dan sayuran. Atau sebagai tenaga penggerak kapal sewaktu masuk/keluar pelabuhan dan waktu bersandar di dermaga.

Merancang dan menciptakan tiang layar yang befungsi ganda, sebagai tiang layar juga sebagai cerobong penyemprotan embun air laut ke udara. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, mungkin saja dapat diciptakan tiang layar yang ringan , kuat dan lebih tinggi lagi. Dengan demikian penyemprotan embun air laut ke udara akan lebih efisien juga sebagai tiang layar yang dapat digantungkan layar yang lebih besar sehingga lebih efisien bila ditiup angin yang mana akan menghasilkan Kapal Layar Pinisi yang cepat.

Jumlah menara-menara penyemprotan embun air laut ke angkasa ini di pulau-pulau diseluruh Nusantara serta di Kapal-kapal Nusantara dan Kapal Layar Pinisi mungkin dapat melebihi 1500 kapal menara yang diperlkirakan oleh kedua Profesor itu yang dianggap cukup untuk menahan kenaikan suhu udara di permukaan Planet Bumi ini.

Global Warming sudah merupakan persoalan dunia. Walaupun asal-usulnya adalah tidak lain dari ulah Negara-negara Industri dengan pemakaian fossil fuel di pabrik-pabrik maupun di kendaraan-kendaraan. Biarlah mereka yang membangun menara-menara itu, kita menyediakan pulaunya. Tentunya diusahakan jangan pulau-pulau yang tak perpenduduk sama sekali. Diusahakan pulau yang berpenduduk, dimana penduduk setempat dapat memetik keuntungan dengan adanya menara-menara itu. Mulai dari pembangunannya, pemeliharaannya serta pengadaan tenaga listriknya apakah tenaga angin atau tenaga listrik dari pasang surut atau arus laut. Dimana dananya semua ini datangnya dari dana Internasional, karena ini adalah demi untuk kepentingan Internasional. Keberadaan menara-menara dipulau-pulau, akan berakibat menaikan taraf kehidupan penduduk setempat. Pembangunan menara-menara itu, tidak merupakan beban besar bagi Pemerinatah R.I. dalam perongkosannya. Cukup menyediakan tanah dan air laut, serta tenaga pekerja.

Kemudian dipulau-pulau tersebut karena didanai oleh dana internasional, kita dapat meminta PBB untuk ikut mengulurkan tangan membantu dalan segi pendidikan, kesehatan, mengundang WHO, Unesco, UNDP dll. Pendidikan melaui TV Satelit, terutama pengetahuan kejuruan. Pertanian, teknik mesin-mesin diesel ( mesin kapal dan mesin generator PLN), perikanan dan pertanian. Mungkin membuka "research facilities" mengenai penyelidikan kelautan tropis pendidikan para ahli pemeliharaan menara-menara penyemprotan embun-embun air laut ke angkasa.

Kerja sama Internasional dalam usaha menanggulangi pemanasan planet bumi ini, mungkin dapat disodorkan gagasan pembangunan menara di pulau-pulau serta pemasangan alat penyemprotan embun air laut di kapal-kapal berbendera merah putih dan terutama di Kapal Layar Pinisi, sebagai sumbangan Bangsa dan Negara Indonesia.

Disini dapat kita lihat bahwa Negara Kepulauan itu, tidak saja dibidang Pelayaran, Kepelabuhanan dan Perikanan Laut, ternyata jauh lebih luas lagi. Dalam hal ini ikut serta secara aktif dalam menanggulangi persoalan Planet Bumi. Sangat tepat bahwa Deklarasi Djuanda itu yang meyatakan bahwa NKRI adalah negara kepulauan.

MangSi 043012++


Pembuangan Air Limbah, Belajar dari New York City, Manhattan dan Singapura

    • Pembuangan Air

Sewaktu hujan deras, saluran pembuangan air hujan terkadang tidak dapat menampung curah air hujan, ini akibatnya, air keluar dari lubang pembuangan air hujan di jalanan. Namun dengan membuka 460 pintu air dan membuang air dalam saluran pembuangan limbah langsung ke sungai dan laut, banjir yang besar dapat diatasi


Di NYC kota dengan penduduk 8 juta, ada dua cara dalam pembuangan air limbahnya. Yang satu adalah pembuangan air hujan. Saluran pembuangan air hujan, di beberapa daerah di NYC, airnya langsung dibuang ke Sungai Hudson atau Sungai "East River" dan ke laut. Di beberapa tempat lainnya, pembuangan air hujan disalurkan bersamaan dengan air limbah rumah dan air limbah industri dalam satu saluran. Kemudian disalurkan ke tempat-tempat pengolahan air limbah, sebelum dibuang ke sungai dan laut. Ada 93 tempat-tempat pompa air, memompa air dari saluran-saluran pembuangan air limbah ke tempat pengolahan. Ada 139.000 tempat got-got penampungan air hujan sepanjang jalan-jalan didalam kota. Di got-got ini, air yang mengalir dari jalanan ditampung dalam wadah terbuat dari besi beton. Air yang masuk dalam penampungan ini termasuk segala sampah-sampah dan kotoran lainnya, masuk kedalam wadah yang besarnya kira-kira 2 x 2 x 5 meter dan dialirkan selanjutnya ke saluran pembuangan air hujan melalui bibir wadah ini. Lumpur serta sampah yang berat-berat mengendap didasar wadah ini. Lumpur serta sampah yang mengendap ini dalam waktu tertentu dikeruk dan diangkut dengan truk untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Seharinya dalam keadaan normal, kira-kira 1.4 milyar gallon ( 1 gallon k.l. 4 liter) air limbah rumah dan insustri, setelah diolah, dibuang ke sungai-sungai dan laut. Ada 494 pintu air sepanjang saluran pembuangan air limbah ini, yang mana dapat dibuka dalam keadaan darurat untuk membuang air limbah bila hujan lebat dalam usaha mencegah banjir.

Air hujan yang langsung dibuang ke sungai atau ke laut, di beberapa tempat seperti di daerah perumahan, dimana rumah-rumahnya tidak bertingkat. Didaerah ini setiap rumah mempunyai halaman yang cukup luas dimana air hujan diserap oleh tanah-tanah sekitarnya. Kelebihan air disalurkan ke tempat pembuangan air hujan, usaha untuk menhindari banjir dengan got-got yang bertutup baja yang penuh dengan lubang-lubang untuk air hujan masuk ke saluran pembuangan. Tutup baja itu juga merupakan saringan sampah-sampah lainnya yang cukup besar.

Ditempat-tempat dimana rumah-rumahnya bertingkat dua atau lebih, pembuangan air hujan ini disatukan dengan pembuangan air limbah rumah. Kemudian disalurkan ke tempat "Pengolahan Air Limbah". Ada 14 tempat Pengolahan Air Limbah di NYC. Pembangunan Pengolahan Air Limbah dimulai kira-kira 20 tahun yang lalu. Ongkos yang dikeluarkan oleh Kotapraja dalam pembangunan Pengolahan Air Limbah ini berjumlah 2.5 Milyar USD. Tempat-tempat Pengolahan Air Limbah ini berada ditepi Sungai-sungai dan dipesisir laut.

Pesisir laut di NYC dimana di beberpa tempat berupa rawa-rawa. Rawa-rawa ini dilindungi oleh undang-undang yang menyatakan daerah rawa ini tidak boleh dibangun bangunan apapun. Jadi dibiarkan begitu saja. Harap dicatat bahwa daerah rawa-rawa ini merupakan tempat yang terendah di NYC dan merupakan "muara" sungai didalam tanah. Dengan dibiarkan begitu saja, air sungai-sungai didalam tanah tetap mengalir. Airnya naik di rawa-rawa ini dan menguap karena disinari matahari. Dengan mengalirnya sungai-sungai didalam tanah ini, merupakan tempat penyaluran air hujan yang meresap kedalam tanah. Dengan demikian mengurangi kemungkinan untuk banjir.

Jika turun hujan yang deras, 460 pintu air dibuka bila air melewati kapasitasnya daya tampung di saluran pembuangan air hujan dan air limbah rumah dan industri. Air limbah langsung dibuang ke sunga-sungai dan laut tanpa dibersihkan di tempat-tempat pengolahan. Ini dilaksanakan untuk mencegah air masuk ke terowongan kereta api didalam tanah. Pada tahun 1903 terjadi terjadi kebanjiran dan air masuk di terowongan kereta api didalam tanah. Selama 3 bulan seluruh jaringan kereta api didalam tanah dihentikan operasinya. Cara baru dengan membuka pintu-pintu air bila hujan deras berhasil mencegah air masuk ke jaringan kereta api dibawah tanah. Namun konsekwensinya, sungai-sungai dan laut tercemar untuk beberapa hari. Penduduk diberi tahu untuk menghindari tepi sungai dan laut selama beberapa hari sampai pencemaran dapat diatasi.

Kira-kira 20 tahun yang lalu, tidak terdapat ikan-ikan di Sungai Hudson maupun di Sungai "East River", disebabkan oleh air limbah yang dibuang ke sungai-sungai ini tidak dibersihkan. Dengan biaya 2.5 Milyard USD, dimulai 20 tahun yang lalu, usaha membersihkan air limbah kota NYC menunjukkan keberhasilannya. Ikan-ikan kembali berdatangan di Sungai-sungai itu. Penduduk setempat sekarang banyak ber-rekreasi dipinggiran sungai-sungai itu, dimana Kotapraja membangun Taman-taman, banyak penduduk duduk santai sambil memegang pancingan. Ikan yang ditangkap sudah dianggap cukup bersih untuk dimakan. Lain halnya 20 tahun yang lalu, dimana Kotapraja mengumumkan bahwa ikan-ikan yang ditangkap dari sungai-sungai sekitar NYC tidak boleh dimakan karena kemungkinan akan keracunan. Ikan-ikan itu mengandung bahan-bahan kimia yang membahayakan badan manusia kalau dimakan.

Juga "membersihkan" air limbah ini ternayata dapat menghasilkan penghasilan tambahan bagi Kotapraja. Setelah diolah, lumpur-lumpurnya dikeringkan menjadi pupuk untuk tanaman. Pupuk hasil pengolahan air limbah NYC, sebagian diangkut dengan truk dan tongkang-tongkang ke Florida untuk dipakai di perkebunan jeruk sitrus. Dan sebagian dari pupuk itu, di angkut dengan truk juga dengan tongkang-tongkang melalui Sungai Hudson jauh ke utara, Di utara NYC banyak perkebunan buah Apel dan memanfaatkan pupuk yang diolah dari air limbah ini. Disamping pupuk, juga bahan-bahan lainnya yang didaur ulang seperti plastik dan metal.

Air limbah hujan yang disatukan dengan air limbah rumah-rumah dan air limbah industri, memang dirancang demikian. Dengan mencampurkan air hujan bersama limbah rumah dan industri, membuat air limbah dari rumah dan industri menjadi encer. dengan demikian memudahkan dalam mengalirnya didalam saluran pembuangan, juga mengurangi kemungkinan air limbah itu untuk mengendap didasar saluran pembuangan.

Air limbah yang encer ini memudahkan dalam usaha-usaha pengolahannya. Terutama cairan-cairan bahan kimia dengan usaha ini boleh dikatakan cairan kimia itu begitu encernya sehingga tidak membahayakan lagi. Usaha-usaha mengencerkan larutan kimia ini dilanjutkan di tempat-tempat pengolahan.

Air yang dibuang ke sungai-sungai dan laut dapat dikatakan airnya bersih dari kontaminasi bahan kimia. Hanya ada satu tempat didunia dimana pembuangan air limbah yang telah dibersihkan itu dikelola lebih lanjut dan dijadikan air minum, yaitu di Singapore.

Saluran-saluran pembuangan air limbah hujan dan pembuangan air limbah rumah dan industri, dibangun dibawah tanah dimana diatasnya adalah jalanan untuk kendaraan-kendaraan. Pembangunan saluran pembuangan air limbah ini dibagian kota tertentu ada yang sudah berumur lebih dari 125 tahun. Besarnya saluran pembuangan air limbah ini, cukup besar. Seorang dewasa dapat berjalan dengan badan tegak, dan masih ada ruangan cukup diatasnya untuk menggantungkan pipa-pipa. Di Manhattan, atap saluran pembuangan air limbah ini penuh dengn pipa-pipa baja dan plastik. Didalam pipa-pipa itu disalurkan uap panas dari pembuangan PLTU. Kemudian uap panas ini disalurkan ke gedung-gedung untuk memanaskan gedung di musim dingin. Pipa-pipa lainnya dipakai untuk kabel-kabel listrik untuk tiang-tiang penerangan jalan, kabel telepon dan kabel saluran listrik ke gedung-gedung. Diluar Manhattan, masih dipakai tiang-tiang kayu untuk kabel aliran listrik, telepon dan internet.

Di Jakarta, sebetulnya "Saluran Pembuangan Air Limbah" sudah tersedia secara alami. Ciliwung dan kali-kali lainnya serta banjir kanal. Kemungkinan untuk membangun "Pengolahan Air Limbah" terapung dapat saja dibangun di Banjir Kanal, umpamanya. Sekaligus sebagai penyulingan air pembuangan pengolahan menjadi air minum. Kalau Singapore dapat menjadikan kenyataan, kenapa tidak di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Dengan akan dibangun Mass Rapid Transit Jakarta , usaha penyaluran air limbah dari rumah-rumah juga usaha pencegahan banjir dapat dilaksanakan sekaligus. Lihat tulisan "Mass Rapid Transit Jakarta ala Mangsi".

Mungkin dapat dimulai umpamanya, Banjir Kanal itu dibagi-bagi dengan membangun "dam-dam". Di Dam-dam ini dikembang-biakkan ikan lele serta di- "tanami" eceng gondok atau tanaman mengapung lainnya, mungkin genjer atau kangkung dalam usaha membersihkan airnya. Dan di muara Kali Ancol dibangun "Tempat pengolahan air limbah". Pengerukan kali-kali ini dan Banjir Kanal dilakukan secara teratur. Lumpur dari hasil pengerukan ini dapat diolah menjadi pupuk. Membangun pabrik pupuk terapung sepanjang Banjir Kanal. Atau lumpur yang dikeruk, dibuang diatas tanggul. Mungkin tanggul dapat dibuatkan teras-teras seperrti sawah di Bali. Teras-teras ini ditanami sayur mayur. Lahannya dikelola oleh RT/RW setempat. Dapat juga teras di tanggul ini dibangun Taman Bunga atau Taman dengan pohon-pohon rendah. Disamping sebagai tempat bermain anak-anak juga suatu usaha dalam menjernihkan udara dari polusi asap dari knalpot mobil dan motor.

Kalau dana sejumlah Rp. 140 Trilyun dapat terkumpul untuk pembangunan Jembatan Selat Sunda, tentunya dana yang lebih kecil untuk men-danai proyek-proyek seperti diatas pasti dapat terkumpul.

MangSi 042012.

Tags: air, banjir, hujan, iwrm, limbah

MP3EI : Cetak Biru Pelayaran Nusantara

    • Konsep Gerbang Pelabuhan dan Bandar Udara Internasional di Masa Depan

Konsep Gerbang Pelabuhan dan Bandar Udara Internasional di Masa Depan


Deklarasi Djuanda.


NKRI berdasarkan Deklarasi Djuanda adalah Negara Kepulauan. Dimana laut-laut diantara pulau-pulau di Indonesia merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai kelanjutan dari deklarasi itu, Pemerintah harus bertanggung jawab akan kelancaran perhubungan antar pulau dimana ada permukiman penduduk. Sama halnya dengan pembangunan jalan-jalan di pulau-pulau di seluruh Nusantara. Dimana jalan-jalan ini menghubungkan satu desa dengan desa lainnya atau satu kota dan kota lainnya. Atau menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya antar kota yang dikenal dengan Jalan Provinsi.

Adalah tanggung jawab Pemerintah untuk membina usaha-usaha pelayaran lokal dan pelayaran Nusantara sebagai "konsekuensi" dari Deklarasi Djuanda. Pelayaran lokal ibaratnya jalan antar desa, dan Pelayaran Nusantara ibaratnya jalan Propinsi. Ini perlu diwujudkan untuk memperlihatkan kepada dunia luar bahwa Deklasi Djuanda ini memang diperlukan dan memang merupakan infrastrukture yang nyata dan diperlukan dalam suatu Negara Kepulauan seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia. Juga sebagai tindak lanjut Pemerintah dalam usaha memberikan kesejahteraan kepada warganegaranya diseluruh Nusantara di pulau yang besar sampai ke pulau-pulau yang kecil-kecil. Juga sebagai bukti yang nyata dari Pemerintah dalam usaha melindungi keselamatan warganegaranya dari gangguan dari luar.

Pelayaran Nusantara.


Pelayaran Nusantara dapat dibagi sebagai berikut:

1. Pelayaran lokal.
Pelayaran ini adalah pelayaran antar pulau dengan memakai perahu kayu layar atau perahu kayu bermesin. Jalur-jalur pelayarannya terbatas antara pulau yang satu dengan pulau lainnya.

2. Pelayaran dekat antar Propinsi.
Jalur-jalur pelayaran yang dilayari oleh kapal-kapal dengan bobot antara 500 ton sampai 1000 ton. Juga kapal layar Pinisi.

3. Pelayaran Nusantara
Melayari jalur-jalur panjang dengan kapal-kapal berbobot diatas 1000 ton.

4. Pelayaran Nusantara Jalur Pemerataan Ekonomi Nasional.
Kapal berkecepatan diatas 30 knots dari jenis Ro-Ro (Roll On- Roll Off), kombinasi kapal penumpang dan petikemas atau truk. Akomodasi penumpang diatas 1000 penumpang, dapat mengangkut sepeda motor, mobil dan truk. Kapal Ferry Ro-Ro ini menghubungkan Belawan/Bangka-Belitung/Tg.Priok/Tg.Perak/Makassar/ /Ambon/Jayapura dan Ambon/Banda/Merauke. Dengan jadwal yang tetap dan teratur. Mengingat harga kapal serta ongkos pengoperasian yang tinggi uluran pemerintah berupa subsidi BBM s angat diperlukan. Mengingat harga kapal serta ongkos pengoperasian yang tinggi uluran pemerintah berupa subsidi terutama dalam subsidi pembelian/pembangunan kapal baru dan dalam pembelian BBM sangat diperlukan.

5. Kapal Ferry Penyeberangan.
Penyeberangan dari satu pulau ke pulau lainnya seperti di Provinsi Riau, Selat Sunda, Selat Bali, Selat Lombok dan seterusnya. Kapal Ferry jenis Ro-Ro dengan kecepatan 20 knots sebagai kapal feeders dari pelabuhan utama yang disinggahi Kapal Ferry Jalur Pemerataan Ekonomi Nasional (Sabang -- Merauke/Jayapura) ke pelabuhan-pelabuhan lainnya

Sebagai catatan, dalam usaha-usaha dunia perlayaran disetiap negara didunia ini tidak lepas dari uluran tangan Pemerintahnya. Apakah negara itu adalah negara industri atau negara berkembang. Uluran tangan itu apakah berupa subsidi dalam pembangunan kapal baru, pembangunan pelabuhan atau subsidi dalam pengeoperasian kapal-kapal berbendera negara itu.

Pelayaran antar pulau-pulau kecil.


Kapal Layar Lokal dan Kapal Layar Pinisi.


Perhubungan antar pulau ini dapat berupa usaha pelayaran rakyat dengan perahu layar atau perahu bermotor. Pengoperasian perahu layar dapat diserahkan kepada swasta setempat mengingat ongkos pengoperasian yang rendah. Namun subsidi Pemerintah diperlukan dalam usaha pengongkosan dari pembangunan perahu kayu. Penelitian dalam pembangunan perahu ini diperlukan untuk mencari bahan selain dari kayu yang murah. Apakah itu dari bahan ferrocement atau fiberglass atau bahan plastik lainnya. Atau kombinasi kayu dengan bahan-bahan kimia ini. Penelitian ini perlu untuk usaha pelestarian hutan. Jangan sampai karena menggalakkan pelayaran rakyat dengan perahu layar, persediaan kayu khusus dalam pembangunan kapal layar Pinisi yaitu kayu ulin jangan sampai habis.

Penelitian dalam design kapal kayu terutama dalam konstruksi ruangan palkah untuk disesuaikan dengan cara-baru dalam pengapalan barang muatan. Pengapalan baru secara unit (unitised cargo), muatan tidak lagi dimuat di dalam palkah satu persatu atau karton per karton atau karung per karung. Harus dipikirkan cara bongkar muat dengan memakai derek darat disetiap dermaga di seluruh pelabuhan pelayaran rakyat. Pemikiran untuk design kapal layar berdasarkan ciri-ciri khas kapal layar Pinisi dengan ukuran-ukuran yang lebih besar dengan bobot mati tertentu yang dianggap paling efisien untuk dipakai dalam pelayuaran lokal, antar Propinsi atau pelayaran Lautan Nusantara.

Desain dari tiang layar serta bahan untuk layar yang lebih enteng sehingga mudah untuk menggulung layar. Pemakaian motor listrik untuk menggulung dan mengembangkan layar dengan cepat. Bahan layar yang kuat dan tahan lama dan diusahakan dengan harga yang murah. Penelitian dalam pemakaian bahan pengawet kayu berupa cat kapal yang dapat memperpanjang umur kayu setelah dibuat sebagai perahu. Juga cat yang khusus dalam mencegah badan kapal dibawah permukaan air laut tetap bersih dan mulus bebas dari tempelan-tempelan karang. Ini perlu untuk mendapatkan kecepatan maksimum dalam pelayaran.

Penelitian dalam pemakaian mesin sebagai tenaga penggerak sewaktu masuk dan keluar pelabuhan serta dalam usaha merapat dan merenggang dari dermaga. Juga penelitian mesin apa yang paling cocok sebagai tenaga pengggerak ini. Apakah mesin diesel ukuran kecil atau mesin bensin dipakai langsung sebagai tenaga penggerak. Atau mesin diesel kecil atau mesin bensin ini dipakai untuk mengisi batre dan batre memutarkan motor listrik yang dipasang langsung ke baling-baling. Apakah cara pengisian batre yang paling murah ini dipakai solar panel, tenaga angin atau tenaga arus laut.

Kemudian harus dipikirkan pemakaian tenaga listrik ini apakah hanya dipakai sebagai tenaga penggerak kapal layar di pelabuhan atau dipakai juga sewaktu dalam pelayaran di laut lepas. Umpamanya sebagai tenaga untuk dipakai dalam menjalankan peralatan navigasi dan keselamatan kapal layar.

Pemakaian navigasi dalam menentukan posisi kapal layar memakai satelit. Sebagai peralatan elektronic dalam menentukan arah angin sehingga layar yang dikembangkan dapat memakai tenaga angin yang menghembus semaksimal mungkin. Sebagai peralatan electronic dalam pengiriman tanda-tanda darurat--S.O.S.-atau sebagai pemancar darurat (beacon) agar memudahkan dalam pencarian S.A.R.--secara otomatis. Sebagai peralatan elektronik dalam meramalkan cuaca. Sebagai peralatan elektronik dalam perhubungan radio atau pengiriman/penerimaan data memakai computer melalui satelit.

Pemikiran pengadaan tenaga listrik untuk dipergunakan sebagai alat penggerak mesin pendingin. Mesin pendingin untuk bahan makanan abk, juga mesin pendingin untuk mendinginkan peti-kemas ukuran kecil. Atau mesin pendingin khusus untuk mendinginkan palkah. Dengan kata lain, Kapal Layar Pinisi khusus dalam pengangkutan ikan, daging dan sayur mayur yang didinginkan.

Dengan kata lain penelitian bagaimana caranya untuk menaikan tingkatan kapal layar apakah kapal kayu atau kapal dari bahan plastik dengan kemajuan High-Tech. Juga penelitian mengenai lunas kapal layar ini, mungkin menjajagi lunas berganda (catamaran) untuk menaikkan kecepatan dikombinasikan dengan pemekaran palkah untuk muatan. Ini adalah tanggung jawab Pemerintah terutama dalam bidang penelitian. Hasil dari penelitian ini nanti ditawarkankan kepada para peminat usaha pelayaran rakyat dalam membangun kapal-kapalnya tanpa tambahan ongkos. Tentunya pengadaan alat-alatnya wajar menjadi tanggungan si pengusaha.

Kapal Kayu bermotor.


Kapal Kayu Bermotor dalam pelayaran antar pulau harus dirintis oleh Pemda. Mengingat ongkos yang tinggi dalam pembangunannya dan juga dalam pengoperasiannya. Kapal ukuran kecil milik Pemda ini khusus dalam pengangkutan penumpang, pos dan keuangan serta keperluan Pemda lainnya.

Dijajagi kapal-kapal ukuran kecil bermotor listrik. Tenaga Surya dipakai untuk pengisian batre. Batre memutarkan motor listrik yang dipasang langsung ke baling-baling. Diperlukan kapal dengan kecepatan minimum 15 knots dan dapat berupa Puskemas Terapung, Kantor Pos Terapung dan Bank Terapung.

Penelitian mengenai cara-cara pengapalan baru untuk muatan yang diangkut oleh Kapal Kayu Bermesin, Kapal Layar Pinisi apakah itu unitised (umpamanya karung-karung beras diikat menjadi satu disesuaikan dengan ukuran atau beratnya). Atau menciptakan peti kemas standard pelayaran nusantara, yang dapat diangkut oleh Kapal Ferry feeders, Kapal Layar Pinisi dan Kapal Kayu Bermesin dan tentunya dapat dimuat diatas truk.

Dalam jalur pelayaran tertentu di Maluku, dicoba pemakaian Kapal Ferry jenis Ro-Ro dimana kapal jenis ini di-"kandaskan" ke pesisir. Kendaraan mobil dan truk keluar masuk dari haluan kapal.(seperti kapal LST dari Perang Dunia ke-II).

Pelabuhan, dermaga.


Satu hal lainnya yang menjadi tanggung jawab Pemerintah sebagai dampak yang nyata dari Deklarasi Djuanda itu ialah membangun dermaga-dermaga di seluruh pulau-pulau di Nusantara yang ada pemukiman penduduknya. Sama saja dengan pembangunan gang, jalan kota dan jalan propinsi di pulau-pulau besar-besar di Nusantara. Dalam hal ini dermaga untuk merapat kapal layar,kapal kayu bermotor sampai kapal besar Pelayaran Nusantara. Alangkah baiknya juga peralatan bongkar muat berupa derek-derek, persediaan air minum dan bbm juga menjadi keperluan yang nyata dalam melancarkan usaha perhubungan antar pulau.

Pembangunan dermaga disetiap pulau di Nusantara dimana ada pemukiman penduduk adalah sangat penting dan erat sekali hubuingannya dengan pertahanan Nasional dan juga dalam usaha menaikkan taraf kehidupan penduduk setempat.

Disetiap pulau dimana ada pemukiman penduduk harus dibangun dermaga, besar kecilnya tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan adanya dermaga disetiap pulau berarti setiap pulau dapat disinggahi kapal-kapal patroli TNI-AL. Malah ditentukan bahwa dalam waktu tertentu akan ada kapal patroli TNI-AL yang akan singgah dan merapat di demaga pulau itu. Ini adalah suatu usaha Pemerintah yang dapat dianggap sebagai subsidi kepada daerah atau pulau tersebut secara tidak langsung.

Penduduk setempat dapat menyediakan keperluan kapal-kapal patroli TNI-AL itu berupa sayuran-sayuran, tanaman bumbu dapur dan buah-buahan. Ini akan menggelitik penduduk untuk berusaha menanam dan menjual hasil tanamannya. Malah dianjurkan dan diajarkan penduduk setempat untuk menanam pohon jarak pagar. Juga diajarkan bagaimana untuk mengolah biji jarak menjadi minyak jarak. Minyak jarak ini dapat dipakai sebagai campuran minyak diesel kapal-kapal patroli TNI-AL.

Dengan demikian kapal-kapal patroli TNI-AL dapat berfungsi sepenuhnya walaupun jauh dari pelabuhan besar. Setiap kapal patroli perlu untuk merapat dan memperbaiki atau pemeliharaan alat-alat kapal dalam waktu-waktu tertentu. Diperlukan membangun bengkel-bengkel, dimana penduduk setempat diberi kesempatan untuk belajar. Para personel TNI-AL dapat membawa keluarga ke pulau-pulau ini. Usaha ekonomi akan berkembang. Para personel TNI-AL dan keluarganya akan membelanjakan gaji -gaji yang diterimanya. Perekonomian di pulau itu akan maju demikian pula perekonomian antar pulau yang mana akan menaikkan perekonomian propinsi.

Cetak biru Pelayaran Nasional perlu dikaji lebih lanjut serta mendetail, Pelayaran Nasional dengan Armada kapal baru yang cepat dan cocok dengan keadaan alamnya,merupakan tulang punggung dalam mensukseskan MP3EI.


MangSi 042212

Catatan Redaksi


Beberapa tautan eksternal dibawah ini insyaAllah dapat lebih membuka cakrawala sahabat terkait tema tulisan diatas :

1. Menggugat Deklarasi Djuanda 57, http://indomaritimeinstitute.org/?p=546

2. Deklarasi Djuanda, http://id.wikipedia.org/wiki/Deklarasi_Djuanda

3. Deklarasi Djuanda dan Implikasinya Terhadap Kewilayahan Indonesia, http://www.budpar.go.id/userfiles/file/4547_1355-djuanda.pdf

4. Buku Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2023 MP3EI Edisi 1, http://docs.openthinklabs.com/home/mp3ei


MP3EI : Pembangunan Pangkalan TNI AL dan TNI AU di Pulau-Pulau Kecil

    • Wujudkan MP3EI, Melalui Inovasi untuk Kemajuan Bangsa

Pembangunan Pangkalan TNI AL dan TNI AU di pulau-pulau kecil adalah dalam rangka membangun ketahanan Nasional. Serta pengamanan lautan Nusantara dari kapal-kapal berbendera asing yang melakukan usaha penangkapan ikan di lautan Nusantara. Pembangunan pangkalan TNI AL dan TNI AU di pulau-pulau kecil, juga akan menjadi tonggak utama dalam perkembangan ekonomi setempat, dan pendidikan penduduk setempat.

Di pulau-pulau kecil dimana ada Pangkalan TNI AL dan TNI AU, rakyat setempat dapat diikutssertakan dalam usaha "perawatan" pangkalan-pangkalan itu. Penduduk setempat diberikan pendidikan dalam usaha bercocok tanaman. Tentunya dengan bimbingan dari para Insinyur Pertanian. Insinyur Pertanian ini di-"wamil"-kan untuk masa waktu tertentu dan ditempatkan untuk bertugas di pangkalan-pangkalan ini.

Penduduk diberikan pendidikan dalam menanam sayur mayur, buah-buahan dan juga pembuatan pupuk kompos. Hasil dari bercocok tanaman ini dijual ke pangkalan AL dan AU. Juga kepada kapal-kapal patroli TNI AL yang berpatroli didaerah itu dimana pelabuhan di pulau itu merupakan Induk Pelabuhan kapal-kapal tersebut.

Penduduk setempat diberikan juga pendidikan dalam penanaman pohon jarak. Biji jarak dijual ke koperasi untuk diolah menjadi minyak jarak. Dan minyak jarak ini dijual ke Pangkalan Al dan AU sebagai campuran untuk minyak diesel. Juga minyak jarak ini dipakai untuk campuran minyak diesel kapal-kapal patroli TNI AL. Minyak jarak dipakai oleh TNI AU untuk campuran minyak diesel pembangkit tenaga listrik darurat dan juga sebagai bbm truck-truck dan kendaraan bermesin diesel lainnya.

Minyak jarak dijual ke PLN sebagai campuran minyak diesel untuk menjalankan mesin diesel penggerak Gnenerator Listrik. Dengan tersedianya aliran listrik ini, akan timbul usaha-usaha baru. Pengolahan kopra menjadi minyak kelapa. Juga Pemerintah memberikan izin untuk pembuatan garam secara modern dengan peralatan-peralatan modern. Garam yang dihasilkan dibeli oleh Koperasi untuk pembuatan ikan asin. Dengan demikian para nelayan dapat menangkapn ikan sebanyaknya dan ikan itu diproses lebih lanjut untuk dijadikan ikan asin. Ikan asin sebagai bahan untuk dijula ke Pangkalan, Kapal-kapal TNI AL serta penduduk dipulau itu atau dipulau lainnya.

Juga dijajagi penanaman pohon sagu di Mauluku ala Perkebunan Karet/Kelapa Sawit di Sumatara dalam skala yang kecil. Juga dijajagi kemungkinannya untuk menanam padi curah hujan.

Dikarenakan sudah ada listrik, kemungkinan besar usaha penyulingan air laut menjadi air minum dapat dilaksanakan. Air minum dijual ke Pangkalan AL dan AU serta kapal-kapal patroli AL. Tentunya juga penduduk dengan harga yang cukup murah.

====Mangsi 04/17/12====
Tags: koperasi, mp3ei, wamil

Pilih Jembatan Selat Sunda (JSS) atau High Speed Ferry (HSF) untuk Memperkuat Armada Kapal Nasional ... ?

Menurut berita Kantor Berita Antara, 14 Aug. 2009, ongkos pembangunan JSS akan memakan ongkos sejumlah Rp.100 Trilyun. Atau sama dengan sekitar 10 Billions USD.

Menurut berita yang sama, pembangunan JSS diperlukan mengingat sekarang ini tercatat 3500 kendaraan, 35.000 orang, 20 juta ton batubara yang melewati kedua pelabuhan. Pelabuhan Merak di Banten dan Pelabuhan Bakauheni di Lampung. Kalau ada ganguan di laut, antrian kendaraan dapat mencapai 10 kilometer.

Antara memberitakan bahwa 60 persen ekspor nasional berasal dari Sumatra. 40 % gula berasal dari Lampung, dan kalau ditambah dengan Jambi dan Palembang sudah mencapai 50 persen. Demikian Antara memberitakan.

Menurutnya, masih diperlukan studi lebih dalam lagi untuk menentukan struktur terbaik dari jembatan terpanjang di dunia karena kalau kalau jadi dibangun memiliki panjang lebih dari 30 km. Dalam studi lebih lanjut masih harus dilihat gempa di kawasan itu, harus dipertimbangkan adanya patahan yang memang ada kemudian juga Gunung Krakatau yang masih aktif. Potensi gempa itu nantinya untuk melihat kekuatan struktur yang akan dibangun. Semuanya sebenarnya dapat diukur sebelum ditawarkan kepada investor yang berminat mengerjakannya.

    • sunda strait bridge

Kalau kita kesampingkan "kebanggaan" mempunyai Jembatan Gantung yang terpanjang didunia dan juga "keinginan" nama dicantumkan dalam sejarah bangsa kita, mari kita lihat bila dana sejumlah Rp. 100 trilyun atau $ 10. billions itu kalau dimanfaatkan ke sektor pembangunan lain. Satu sektor pembangunan yang tak akan tercatat sebagai yang "Ter……" di dunia dan nama pencetus idea tak akan tercatat dalam sejarah bangsa.

Kita mulai dengan mengoperasikan Kapal Ferry dengan kecepatan tinggi (30 knots), yang menghubungkan kedua pelabuhan ini.

Kapal Ferry dengan ukuran : L = 331 feet; Beam = 87 Ft; Draft 14 ft; dispalacement 2110 tons; range = 1240 nautical miles on 33 knots speed; Engine 4 x Caterpillar each 7200 KW at1050 rpm. passenger satu batalyon Marinir ( 976 prajurit) plus perlengkapannya serta 100 Humvees dan 20 LAV (Landing Assault Vehicles). tangki bbm : 160.000 liter atau tangki bbm jarak jauh: 240.000 liter. Kapal Ferry jenis ini dipakai oleh Marinir Amerika Serikat dari Okinawa ke Thailand.

Dengan kecepatan rata-rata 25 knot saja, perjalanan Merak-Bauheni dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam. Tempat duduk dengan kursi seperti di pesawat dapat dipasang sampai 1200 kursi. Lounge dan cafeteria ditiadakan.

3500 kendaraan dapat diangkut dalam waktu 30 jam. Kalau dua Ferry diperasikan dalam waktu satu hari dapat terangkut semua.

Demikian juga penumpang yang sejumlah 35.000 orang dapat diseberangkan dalam waktu satu hari oleh dua kapal Ferry dengan kecepatan 25 knots perjam. Satu Kapal Ferry jenis ini harganya antara $60 sampai $75 Juta USD. Jadi dua kapal Ferry hanya dengan harga kurang lebih 150 Juta USD. Taruhlah 100 Juta USD untuk perluasan serta pembangunan dermaga Ferry di kedua pelabuhan ini. Atau membangun pelabuhan kedua selain Merak di Banten dan pelabuhan selain Bakauheni di Lampung.

Baru berjumlah 250 Juta USD. Kita keluarkan 100 Juta USD lain untuk pembanguan pelabuhan barang-barang ekspor. Dengan dermaga dan kedalaman yang cukup dalam untuk kapal-kapal "Ocean Going vessels" merapat, dengan tonnage diatas 15.000 tons bobot mati. Kapal-kapal break bulk atau kapal peti kemas feeders, mengapalkan muatan ekspor.

Dana sejumlah 50 juta USD untuk pembangunan pelabuhan batubara curah. 20 Juta USD untuk pembelian kapal bulk carrier pengangkut batubara curah dengan umur 5 tahun, dapat membeli kira-kira 10 kapal dari 1000- 1500 tons. Sejumlah 20 juta tons batubara kalau diangkut dengan truk melewati JSS, suatu hal yang sama sekali tidak realistis.

Total 420 Juta USD, dibulatkan menjadi 450 Juta USD. Dari 10 Billions USD baru terpakai 450 Juta USD, masih banyak sisa.

Mumpung ada dananya, kita beli 3 kapal HSF (Ferry Berkecepatan Tinggi) dengan kecepatan 35 knots, dengan kapasitas mengangkut penumpang 1000 orang per Ferry dan kendaraan trailers melayari "jalur Pemerataan Ekonomi Nasional”, yaitu : Belawan- Bangka/Belitung - Tg.Priok- Tg.Perak- Makassar – Ambon – Jayapura. dan Ambon - Merauke p.p. Dengan jadwal tetap, seminggu dua kali pelayaran. 3 kapal Ferry @ 75 Juta USD sama dengan 225 Juta USD.

Kemudian kita kucurkan dana sejumlah 40 Juta USD untuk meng-"Up-grade" dermaga Ferry dipelabuhan-pelabuhan tersebut diatas. Belum juga mencapai angka satu billion. 300 Juta untuk membeli Kapal Ferry ukuran kecil dan kapal break bulk umur 4 – 5 tahun ukuran 500 tons dan 1000 tons ( kapal jenis break bulk ini dapat dibeli dengan harga dibawah satu juta satu kapal), dengan kecepatan 15 – 18 knots dengan kedalaman kurang dari 3 meter (dengan muatan sarat) untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan kecil dan pelabuhan-pelabuhan di sungai-sungai.

Dengan investasi 1 billion USD, dunia pelayaran Nasional akan menjadi kebanggaan Bangsa. Dan rakyat dipulau-pulau kecil akan ikut mencicipi "kebanggaan" ini dengan naiknya taraf hidup mereka. Paling tidak sembako tersedia.

Kalau pemimpin kita mendalami arti dari Negara Kepulauan, yang dibangun bukan proyek mercu suar seperti JSS ini, bangunlah mercu-mercu suar di pulau-pulau terpencil, terutama dipulau-pulau pinggiran wilayah NKRI. Disamping sebagai pandu kapal-kapal yang berlayar, juga sebagai "mata" dalam usaha pertahanan Nasional. Setiap Mercu Suar dilengkapi dengan teropong elektronik serta komunikasi via satelit. Ini dapat terlaksana karena masih ada dana sisa dari "impian" JSS sebesar 9 Billions USD.

Dari keterangan diatas masih ada sisa dari dana JSS ini sejumlah 9 Billions US. Galangan Kapal Austal(USA) di Mobile, Alabama pada tahun 2007 meluncurkan kapal Ferry Ro-Ro pesanan SuperFerry dari Honolulu, Hawaii. Kapal Ferry Ro-Ro ini dinamai Alakai. Dipakai dalam trayek pelayaran dari Pulau Oahu ke Maui. Ongkos pembuatan kapal ini adlah $88 Juta. Ongkos akan lebih murah kalau pembuatan kapal sejenis ini dibuat digalangan kapal diluar Amerika Serikat. Diberitakan bahwa Austal telah menanam modal dan membangun Galangan Kapal di Phillipine.

Dibawah ini adalah keterangan mengenai Kapal Ferry Ro-Ro Alakai.

General characteristics
Type: Ferry
Displacement: 1646 Tons
Length: 349 ft (106 m)
Beam: 78 ft (24 m)
Draft: 12 ft (3.7 m)
Decks: 4
Deck clearance: 14 ft (4.3 m)
Ramps NO
Ice class: NO
Installed power: 4 x MTU-8000 diesel engines
Propulsion: 4 x Rolls-Royce KaMeWa 125MkII waterjets
Speed: 35 kn (65 km/h; 40 mph)
Capacity: 866 passengers, 282

    • alakai

Bila Austal, Galangan kapal Ferry Ro-Ro di Australia dan mendapat pesanan untuk membangun 100 kapal Ferry sejenis Alakai, pendanaanya dapat diusahakan melalui G to G dengan pemerintah Australia. Mungkin berupa "soft loan" sehingga dengan demikian tak perlu mengundang investor asing. Kapal menjadi milik Indonesia, apakah itu Perusahaan Pelayaran Nasional Swasta atau BUMN dan mungkin juga dimiliki oleh Komando Angkutan Laut Militer (Koalmil). Dimana kapal milik Koalmil ini di charterkan kepada Perusahaan Pelayaran Nasional Swasta, tetapi bila diperlukan kapal beserta abk-nya di- "Wajib Militer"-kan untuk keperluan Pertahan Nasional.

Ruangan yang diperuntukkan memuat mobil dapat dirubah dalam waktu singkat untuk dipakai oleh 90 mobil penumpang dan 20 truk berat.

Kalau saja ongkos pembuatan kapal baru sejenis kapal Alakai dibangun di luar Amerika Serikat (Australia, Phillipine, Vietnam, India dan Bangladesh) atau mengadakan perjanjian dengan Austal untuk dibangun di Indonesia. Tentunya harganya akan jauh lebih murah. Sebagai contoh, umpamanya harga pembangunan kapal itu $ 70.Juta diluar Amerika verus $88 Juta di Galangan kapal di Amerika. Sisa dana JSS dapat mengongkosi sejumlah 100 kapal. Masih ada dana tersisa sejumlah 2 Billions USD.

Jumlah sisa 2 Billion USD dapat dipergunakan untuk membangun pelabuhan dengan dermaga besi beton, atau untuk memperbaiki pelabuhan-pelabuhan lainnya, membuat "modern" Kapal Layar Phinisi, juga Kapal Kayu Bermesin dan Kapal Layar Lokal.

Dengan adanya Armada Kapal Nasional Berkecepatan Tinggi, ini merupakan penunjang utama dalam Pertahanan Nasional. Personel ABRI dapat dikirimkan ke seluruh pelosok tanah air dalam waktu singkat. Dalam contoh diatas satu batalyon berserta perlengakapannya dapat dikirim kemana saja di Nusantara dengan satu kapal.

JSS disatu pihak atau 100 kapal jenis Ferry Ro-Ro kelas Alakai, pelabuhan baru, memodernkan Kapal Layar Phinisi dan Kapal Kayu Bemesin serta Kapal Layar Lokal, plus Pertahanan Nasional. Yang mana kiranya yang lebih bermanfaat bagi Negara dan Bangsa?

MangSi.041012

Pernah mengikuti Wamil Angkatan Laut sewaktu membebaskan Irian Barat 1961 - 1963, dan sebelumnya pernah menjadi ABK di kapal Pelni.

Bacaan yang insyaAllah, masih berhubungan dengan tulisan ini :

  1. Jembatan Selat Sunda,  http://wiryanto.wordpress.com/2007/11/01/jembatan-selat-sunda/
  2. Jembatan Selat Sunda : Blunder Konsep dan Teknomik,  http://danielrosyid.com/jembatan-selat-sunda-blunder-konsep-dan-teknomik.html
  3. MP3EI : Jalur Pemerataan Ekonomi Nasional,  http://negeripelangi.org/id/blog/2012/04/03/mp3ei-jalur-pemerataan-ekonomi-nasional
  4. Apa Sih Pendulum Nusantara Itu ?, http://unalux.wordpress.com/2014/06/20/apa-sih-pendulum-nusantara-itu/
Tags: mp3ei, wamil

MP3EI : Depot Peti Kemas. Jaya Dilaut, Sejahtera di Darat

Untuk menjadi pemain tetap dalam usaha pengangkutan Peti Kemas Internasional, kita sebetulnya mempunyai kelebihan dibandingkan dengan negara tetangga (Singapore dan Malaysia). Mengingat wilayah yang membentang hampir 3000 miles yang menjadi wilayah antara Pasific dan Australia dan New Zealand, Juga dilewati jalur pelayaran Amerika Pantai Timur; Eropah ke Cina, Jepang, Korea,Taiwan p.p.. Jalur pelayaran ini merupakan jalur yang terpenting dalam perdagangan internasional. Lebih dari satu tempat dalam jalur perdagangan yang terpenting didunia itu dapat menjadi tempat untuk dibangun sebagai pelabuhan transit. Kapal-kapal peti kemas raksasa menyinggahi Pelabuhan Transit ini, membongkar peti kemas untuk dikapalkan ke pelabuhan di kawasan Asia Tenggara dan kesebelah timur ke Papua Nugini, Australia, New Zealamd dan Pacific Selatan.

    • Peta Perdagangan Dunia

Dalam jalur perdagangan terpenting ini, peti kemas yang diangkut jumlahnya sangat besar. Sedemikian banyaknya jumlah peti kemas yang diangkut, salah satu perusahaan pelayaran peti kemas yang sekarang ini mengoperasikan 10 kapal peti kemas raksasa dengan kesanggupan mengangkut 18000 peti kemas ukuran 20 ft per kapal, merencanakan untuk membangun 30 kapal baru dengan kemampuan angkut yang lebih besar lagi..

Kita tidak perlu menjadi operator kapal-kapal peti kemas samudera.. Dengan modal yang tidak terlalu besar perusahaan pelayaran nasional dapat ikut serta dengan aktif. Kita harus sanggup menjual "jasa" dalam pengangkutan Peti Kemas Internasional ini. Adapun jasa yang dimaksud adalah, pertama sebagai "Depot" atau "Distribution Center" dimana tugas utama adalah dalam mengurus "lalu-lintas" peti kemas ini agar sampai di pelabuhan tujuan dengan cepat dan aman. Service dalam persediaan peti-peti kemas kosong. Perbaikan peti-peti kemas yang rusak dalam transit, serta memuat kembali muatannya ke peti kemas yang layak pakai. Peti-peti kemas kosong ditampung di pelabuhan transit ini, dan dikapalkan ke pelabuhan-pelabuhan muat dengan kapal khusus peti kemas dengan DWT kecil berbendera Merah Putih.

    • tpk palaran

Pembangunan pelabuhan Transit ini, jangan diartikan bahwa kita akan bersaing dengan Singapore dan Malaysia, tetapi membangun Pelabuhan Transit Peti Kemas ini adalah dalam usaha menunjang kelancaran lalu-lintas peti kemas berisi muatan maupun peti kemas kosong dari dan ke dua negara tetangga ini. Peti-peti kemas yang berasal dari Pantai Timur Amerika dan Eropa dan yang berasal dari Cina, Jepang, Korea dan Taiwan.

Pelabuhan Transit Peti Kemas ini juga menyediakan keperluan makanan, air dan BBM bagi kapal-kapal peti kemas raksasa, mempunyai fasilitas perbaikan-perbaikan peti kemas, dan perbaikan kecil/darurat pada mesin-mesin kapal peti kemas raksasa itu. Juga sebagai tempat gudang penyimpanan suku cadang mesin-mesin kapal. Pelabuhan Transit ini menjadi tempat kantor-kantor perwakilan dari Perusahaan Pelayaran Internasional, kantor perwakilan perusahaan pembuat mesin-mesin kapal dan peti kemas. Kantor-kantor Biro Klasifikasi, serta perusahaan-perusahaan lainnya yang banyak berhubungan dengan pengoperasian kapal peti kemas raksasa.

Diperlukan dua Pelabuhan Transit Peti Kemas diwilayah NKRI. Yang pertama dibagian Barat NKRI dalam jalur pelayaran dari Cina, Jepang, Korea dan Taiwan ke Eropah dan Pantai Timur Amerika.Utara p.p. Idealnya Pelabuhan Transit ini harus dekat dengan Selat Sunda. Pulau Bangka pantai Timur merupakan tempat yang cocok. Dari pelabuhan transit ini peti-peti kemas dari Pantai Timur Amerika dan Eropa dikapalkan ke Singapore, Tg.Pelepas, Vietnam, Bangkok, Manila, Brunei,Serawak dan Jayapura p.p. Dan yang satu lagi dibagian Timur NKRI, mungkin di Jayapura untuk mengapalkan peti-peti kemas ke tujuan Papua Nugini, Australia, New Zealand dan Pasific Selatan. Pengangkutan peti-peti kemas dari Pelabuhan Transit Utama ke Jayapura dikapalkan dengan kapal-kapal khusus pengangkut peti kemas berbendera Merah Putih. Tentunya, karena Pelabuhan Transit Utama disinggahi Kapal Peti Kemas Raksasa, alat-alat penyokong didarat sudah tentu harus tersedia. Demikian juga di Jayapura, karena pelabuhan ini disinggahi kapal-kapal peti kemas dari Australia dan New Zealand, peralatan penyokong didarat terutama derek-derek khusus untuk membongkar dan memuat peti kemas harus tersedia. Jadi investasi dalam pembelian dan pengoperasian kapal khusus untuk mengangkut peti kemas berbendera Merah Putih adalah masuk diakal dan wajar. Disamping Kapal Ferry Berkecepatan tinggi juga mengangkut peti-peti kemas dalam jalur pelayarannya.

Karena apa diperlukan cara-cara pengangkutan peti kemas secara bertahap ini? Pertama karena pengoperasian kapal peti kemas raksasa ini sangat mahal per harinya. Untuk menghemat ongkos, pelabuhan yang disinggahi diusahakan seminim mungkin, juga waktu berlayar dilaut diusahakan sesingkat mungkin. Mengingat ongkos BBM yang dari hari ke hari naik terus, ongkos pembelian BBM ini dibag-bagi antara perusahaan pelayaran. Yaitu antara perusahaan kapal peti kemas raksasa dan para operator kapal-kapal dari Pelabuhan Transit ke pelabuhan tujuan. Dengan demikian "freight rate" dapat dipertahankan dengan harga yang sekarang ini untuk masa waktu lebih lama lagi. Jadi dengan pembangunan Pelabuhan Transit ini sebetulnya adalah demi untuk kepentingan para operator Kapal Peti Kemas Raksasa, dengan demikian kalaupun mereka diikut sertakan dalam pembangunan Pelabuhan Transit Peti Kemas di wilayah NKRI tidak ada alasan yang kuat untuk tidak menyambutnya dengan baik. Keterangan diatas merupakan "selling point" untuk mendapat perhatian serta dukungan dari perusahaan-perusahaan pelayaran peti kemas yang mengoperasikan kapal-kapal peti kemas raksasa. Kita perlu akan sokongan mereka dalam gagasan pembangunan dua Pelabuhan Transit di wilayah NKRI.

    • Wujudkan MP3EI, Melalui Inovasi untuk Kemajuan Bangsa

Pengapalan peti kemas Nusantara.

Pengapalan dengan peti kemas antar pulau harus digalakkan. Dalan usaha untuk menekan waktu di pelabuhan muat/bongkar dan waktu pelayaran kepelabuhan tujuan. Keuntungan lain dengan pengapalan peti kemas Nusantara, ialah peti kemas itu dapat dipergunakan sebagai tambahan ruangan gudang ditempat atau dipabrik-pabrik, sambil menunggu untuk dikapalkan. Dengan demikian produksi pabrik akan berjalan terus dalam memenuhi pesanan pembeli. Peti kemas dengan peralatan pendingin dapat dipakai sebagai tempat gudang sementara untuk sayur mayur atau ikan. Disediakan ditempat, dalam musim memetik sayur atau buah-buahan.. Dengan demikian membangun gudang yang permanen dengan alat pendingin khusus untuk menyimpan sayur mayur tidak diperlukan. Mengingat kebutuhannya hanya musiman saja.

Kombinasi dermaga beton di setiap pelabuhan, peti kemas sebagai wadah mengapalkan muatan serta jadwal pelayaran yang teratur dari Kapal Ferry jenis Ro-Ro, memungkinkan mendirikan pabrik-pabrik apapun, dimanapun di seluruh Nusantara. Tentunya dalam usaha menekan ongkos dengan mendirikan pabrik berdekatan dengan tempat sumber bahan-bahan mentahnya. Pabrik minyak kelapa dapat didirikan dimana saja di Maluku atau Sulawesi Utara. Seluruh pantai pulau-pulau dikedua daerah ini lain tidak hanya pohon kelapa. Dengan adanya pabrik minyak kelapa di satu pulau akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi lokal. Membuka lapangan kerja untuk penduduk setempat. Pembuatan kopra akan meluas. Pengangkutan laut dengan perahu layar atau kapal kayu bermotor akan sibuk berlayar dari satu pulau ke pulau lainnya mengangkut karung-karung kopra. Kapal Ferry Ro-Ro (kapal-kapal feeders) siap mengangkut minyak kelapa apakah dalam kemasan tong-tong plastik atau secara curah kedalam perti kemas tangki dari dermaga pabrik minyak kelapa., untuk dikapalkan ke pasaran.

Merancang membangun pabrik pengolahan botol atau kemasan plastik yang dibuang oleh kapal-kapal dan berserakan dipantai-pantai pulau-pulau. Pabrik diusahakan oleh Pemda. Biarlah penduduk setempat mengumpulkan botol dan kemasan plastik ini untuk "dijual" ke pabrik.Dengan demikian membuka jalan untuk penduduk setempat untuk ikut membersihkan lingkungan dan disamping itu mendapatkan upah. Plastik diolah kembali dan dijadikan barang-barang keperluan Rumah Tangga, tong air untuk menyimpan air bersih untuk diminum, dijadikan tali plastik sebagai tali pengikat. Tali untuk keperluan diperahu, tali jemuran pakaian, tali untuk menangkap ikan, dsbnya.

Dengan arti kata lain, memeratakan perekonomian Nasional keseluruh pelosok tanah air. Membantu Daerah-daerah untuk berdiri sendiri dalam perekonomiannya dan membantu untuk memakmurkan daerah masing-masing. Mengelola kekayaan alam setempat dan "meng-uang-kan" sekali gus, tentunya dengan rasa tanggung jawab untuk tidak mengganggu atau merusak lingkungan. Siapa lagi yang memikirkan dan memelihara lingkungan alam dengan sungguh-sungguh selain penduduk setempat.

Memanfaatkan usaha-usaha pengangkutan barang melalui laut sepenuhnya demi kemajuan Negara dan Bangsa. Pengangkutan laut adalah salah satu usaha untuk mendekatkan silaturahmi penduduk dari berbagai pulau dengan mempermudah perjalanan dari satu pulau ke pulau lainnya. Memupuk apa yang disebut "sense of belonging" sebagai warga negara Indonesia, mulai dari Sabang sampai ke Merauke.

Harap dicatat bahwa seluruh Armada Kapal Ferry Ro-Ro ini adalah kapal kombinasi muatan dan penumpang. Jadwal yang teratur dalam pengoperasian kapal-kapal ini, harga karcis kapal yang tidak memberatkan rakyat, serta suasana yang nyaman dalam perjalanan, disertai hal-hal yang "memudahkan" untuk berpergian dengan kapal laut, akan menimbulkan dampak yang positif terhadap cara berpikir penduduk di pulau-pulau. Salah satunya ialah perasaan terisolir akan terkikis habis, mereka dapat berpikir dan merasa bahwa mereka sekarang ini adalah bagian dari NKRI, serta dapat ikut aktip membanguna negara dan bangsa.

Dengan arti kata lain pengoperasian Kapal Ferry Ro-Ro ini lain tidak adalah usaha untuk memenuhi slogan...".Jaya dilaut, sejahtera didarat".


Bacaan yang insyaAllah, masih berhubungan dengan tulisan ini :

  1. Jembatan Selat Sunda,  http://wiryanto.wordpress.com/2007/11/01/jembatan-selat-sunda/
  2. Jembatan Selat Sunda : Blunder Konsep dan Teknomik,  http://danielrosyid.com/jembatan-selat-sunda-blunder-konsep-dan-teknomik.html
  3. Pilih Jembatan Selat Sunda (JSS) atau High Speed Ferry (HSF) untuk Memperkuat Armada Kapal Nasional ... ?,  http://www.negeripelangi.org/id/blog/2012/04/14/pilih-jembatan-selat-sunda-jss-atau-high-speed-ferry-hsf-untuk-memperkuat-armada-kapal-nasional
  4. Apa sih Pendulum Nusantara itu ? http://unalux.wordpress.com/2014/06/20/apa-sih-pendulum-nusantara-itu/

MP3EI : Jalur Pemerataan Ekonomi Nasional

    • mj20050501 20
    • roro
    • gmarine77 1306913064 d pic
  • Previous
  • Next

Ada teori yang menyatakan bahwa untuk mengembangkan suatu daerah, bangun jalan dari suatu permukiman dipantai ke pedalaman. Lambat laun akan tumbuh permukiman sepanjang jalan tersebut. Disusul oleh perkembangan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan para pemukim atau pemakai jalan itu.

Untuk memakmurkan dan menjalankan "Pemerataan Ekonomi di Sumatera", secara gamblangnya bangun jalan yang sanggup menampung lalu lintas truk biasa maupun truk gandengan dari Sabang sampai Lampung.

Untuk memakmurkan dan menjalankan usaha "Pemerataan Ekonomi di Kalimantan", bangun jalan yang sanggup menampung lalu-lintas truk dan truk gandengan dari Samarinda ke Pontianak.

Untuk memakmurkan dan menjalankan usaha "Pemerataan di Sulawesi ", bangun jalan yang sanggup menampung truk dan truk gandengan dari Bitung ke Makassar dan bercabang ke Kendari.

Untuk menampung dan menjalankan usaha " Pemerataan Ekonomi Sumatera-Jawa- Nusa Tenggara", jalanan yang disebut diatas ditambah dengan usaha penyeberangan kapal Ferry dari Lampung ke Banten, Banyuwangi ke Bali, Bali ke Lombok dan seterusnya sampai pulau terakhir di Nusa Tenggara. kapal Ferry yang sanggup menampung penumpang,mobil,sepeda motor dan truk biasa serta truk gandengan.


    • Wujudkan MP3EI, Melalui Inovasi untuk Kemajuan Bangsa
    • kapalferry dengan lng

Pembiayaan jalan raya Trans Sumatera, diundang pabrik mobil dan truk TOYOTA, tawarkan kepada perusahaan Toyota ini, "Tuan-tuan bangun jalan raya dua jalur dua arah dari Sabang sampai ke Teluk Betung.....semua kendaraaan sipil, Pemerintah dan Militer di Sumatra diprioritaskan merk "TOYOTA".

Demikian juga di Sulawesi, undang GMC, di Kalimantan Nissan, Nusa Tenggara perusahaan mobil dan truck dari China, di Papua, Ford,Chrysler, Mercedes Benz, Hino, Fuso,Isuzu.

Undang perusahaan Galangan Kapal Ferry di Negeri Belanda atau dari Australia untuk membangun ferry-ferry dari berbagai ukuran yang sanggup membuat penumpang dengan jumlah banyak juga sanggup mengangkut sepeda motor, mobil penumpang, bis dan truk juga truk gandengan.


    • kapalcepat

Mengingat bahwa NKRI adalah negara kepulauan yang mana di cetuskan oleh Perdana Menteri Djuanda di tahun 1957, sebagai konsekuensi dari pencetusan "Deklarasi Djuanda", sebagai usaha realisasi dari deklarasi itu serta untuk memberikan kesan kepada dunia luar bahwa NKRI adalah negara kepulauan, perlu dibentuk "Jalan Raya dari Sabang sampai ke Merauke"

Dimulai dengan Pemerintah membuka jalan raya ini dengan menghubungkan Sabang ke Belawan dengan jalan darat yang sanggup menampung truk biasa dan truk gandengan dan dari Belawan jalan laut ke - Bangka/Belitung - Tg.Priok- Tg.Perak - Makassar - Ambon, dari Ambon bercabang dua, yang satu ke Jayapura dan yang satu lagi ke Banda, kemudian- Merauke.

Kapal yang dioperasikan adalah kapal Ferry berkecepatan 30 knots jenis Ro-Ro ukuran 3000Ton atau lebih. Dengan jadwal yang teratur dan tepat dengan mengoperasikan 2 kapal Ferry jenis Ro-Ro ini dapat dijadwalkan setiap 10 hari kapal Ferry ini menyinggahi pelabuhan-pelabuhan tersebut.


    • kapalferry roro

Dengan investasi sekitar 500 Juta USD. Investasi pembelian 3 kapal Ferry serta pembangunan dermaga untuk kapal Ro-Ro disetiap pelabuhan yang disinggahi. Investasi ini merupakan jauh lebih rendah dari ongkos pembangunan Jembatan Selat Sunda. Ini bukan proyek dua propinsi tetapi merupakan proyek Nasional dalam rangka usaha Pemerataan Ekonomi di seluruh Nusantara. Proyek ini bukan proyek impian atau mercu suar, ini merupakan proyek yang nyata yang dalam jangka waktu tertentu, mungkin sampai 20 tahun, investasi yang dikembalikan.

Kapal Ferry yang sanggup menampung 1000 penumpang, penumpang duduk seperti di pesawat. Sanggup memuat muatan berupa truk, peti kemas beroda, kendaraan mobil dan speda motor. Salah satu keharusan lainnya ialah kapal Ferry ini harus mempunyai kesanggupan untuk memuat peti kemas pendingin beroda. Yang mana peti kemas pendingin beroda ini sewaktu dikapalkan memakai tenaga dari kapal untuk pengeoperasian alat pendinginnya dan alat pendinginnya ini dapat beroperasi sendiri setelah keluar dari kapal.

Kenyamanan dan kelancaran keluar masuk kapal dipelabuhan harus dijaga dengan demikian, arus penumpang akan bertambah karena "mudah" untuk berpergian dengan kapal ini. Kemudahan ini akan memacu keinginan untuk pulang kampung kapan saja. Pulang kampung berarti membelanjakan upah yang diterimanya di tempat-tempat mereka berkerja di kota-kota besar, dan membelanjakannya di kampung halaman. Perekonomian lokal akan berkembang. Apalagi bila disertai usaha Pemerintah Pusat dan Pemda untuk membangun jalan yang bagus dari kota pelabuhan ke pedalaman. Dikarenakan kapal ferry ini dapat memuat sepeda motor, pengangkutan dari kota pelabuhan dapat memakai sepeda motor sendiri. Kemungkinan besar sepeda motor ditinggalkan dikampung halaman untuk dipakai oleh keluarga. Dengan demikian secara tidak langsung "pemerataaan" akan tersebar luas sampai ke desa-desa di perdalaman.

Adalah tanggung jawab Pemda untuk mengusahakan "feeder service" dari pelabuhan-pelabuhan ini ke pelabuhan lainnya di daerahnya.. Diusahakan kapal Ferry jenis Ro-Ro berukuran kecil dengan kecepatan diatas 15 knots, sebagai kapal-kapal "feeders". Atau melalui jalan darat sampai ketempat tujuan.

Dengan demikian tercipta sistem pengapalan muatan "door to door" service. Cara pengapalan seperti ini banyak menghemat perongkosan-perongkosan seperti pembangunan gudang dipelabuhan, peralatan bongkar-muat di pelabuhan. Disamping waktu pengiriman yang cepat juga keselamatan muatan selama dalam perjalanannya dapat dijamin. Dengan kecepatan 30 knots atau lebih , Belawan - Bangka/Belitung - Tg.Priok dapat dicapai dalam waktu 2-1/2 hari. Tg.Priok - Tg. Perak dalam waktu kira-kira 1 hari. Tg.Perak - Makassar dalam waktu 2 hari. Makassar ke Ambon dalam waktu 2 hari. Ambon ke Jayapura 2-1/2 ampai 3 hari. dan Ambon ke Banda/Merauke dalam wakrtu 2 hari.

Dengan mengharuskan memuat peti kemas pendingin beroda, membuka jalan bagi pengapalan ikan-ikan ke daerah lainnya. Apabila jumlah ikan yang akan dikapalkan sudah mencapai jumlah besar, membuka kemungkinan untuk pembangunan gudang pendingin di pelabuhan. Dapat menarik investasi dalam pembangunan pabrik ikan kaleng. Kemungkinan lain, terbuka untuk pengoperasian kapal-kapal khusus dengan peralatan pendingin, sehingga dapat dikapalkan ikan-ikan dengan jumlah besar.

Pemikiran mengenai "Jalur Pemerataan Ekonomi Nasional" ini adalah sejajar dengan usaha pemerintah yang di tuangkan dalam MP3EI.

Pelayaran Nasional Nusantara adalah tulang punggung dalam pemerataan ekonomi nasional, sewajarnya untuk dikaji lebih dalam serta menyertakan kemajuan teknologi dibidang pembangunan kapal-kapal baru. Dicarikan atau dibangun kapal-kapal yang cocok untuk melayari jalur-jalur pelayaran Nusantara. Juga harus diberikan perhatian yang lebih besar akan serta diberikan fasilitas tertentu bagi armada kapal layar Pinisi.

Keistimewaan kapal layar Pinisi ini ialah kapal layar Pinisi dapat menyinggahi pelabuhan-pelabuhan di seluruh Nusantara yang tak dapat disinggahi kapal-kapal Pelayaran Nasional.

Kapal layar Pinnisi warisan nenek moyang ini adalah wajar diberikan perhatian utama serta diberikan perlakuan istimewa dalam usaha-usaha pengoperasiannya. Perlakuan ini berupa kelonggaran dalam perpajakkan, pengerukan secara teratur dipelabuhan-pelabuhan khusus kapal layar Pinisi, serta memakai peralatan modern didarat dalam usaha bongkar muat. Adalah wajar sekali bahwa warisan nenek moyang ini dapat dibimbing oleh Pemerintah dalam usaha pemakaian peralatan-peralatan modern dan canggih diatas kapal, disesuaikan dengan kemajuan dibidang hi-tech.

MangSi 030312.-

Bacaan yang insyaAllah, masih berhubungan dengan tulisan ini :

  1. Jembatan Selat Sunda,  http://wiryanto.wordpress.com/2007/11/01/jembatan-selat-sunda/
  2. Jembatan Selat Sunda : Blunder Konsep dan Teknomik,  http://danielrosyid.com/jembatan-selat-sunda-blunder-konsep-dan-teknomik.html
  3. Pilih Jembatan Selat Sunda (JSS) atau High Speed Ferry (HSF) untuk Memperkuat Armada Kapal Nasional ... ?,  http://www.negeripelangi.org/id/blog/2012/04/14/pilih-jembatan-selat-sunda-jss-atau-high-speed-ferry-hsf-untuk-memperkuat-armada-kapal-nasional
  4. Apa sih Pendulum Nusantara itu ? http://unalux.wordpress.com/2014/06/20/apa-sih-pendulum-nusantara-itu/
Tags: mp3ei

MP3EI : Galangan Kapal Nasional

    • Wujudkan MP3EI, Melalui Inovasi untuk Kemajuan Bangsa

Masterplan: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 - 2025.

Dalam Masterplan ini "Perkapalan " dititik beratkan kepada Galangan Kapal Nasional dalam membangun kapal baru ukuran 10,000 DWT sampai 300,000 Dwt. Kesanggupan dalam membangun kapal-kapal ukuran ini dapat saja terwujud. Namun harus dipikirkan lempengan-lempengan baja yang akan dipakai untuk membangun lunas dan lambung kapal, apakah itu produksi dalam negeri atau bukan. Kalau produksi dalam negeri, sudahkah ada Pabrik yang dapat memproduksi lempengan baja tersebut? Apakah ada Pabrik lain selain Krakatau Steel? Dan apakah kiranya Krakatau Steel mampu memproduksi lempengan-lempengan baja untuk lunas dan lambung kapal-kapal yang berukuran sampai 300,000 DWT ?

Apakah ada Galangan Kapal lain disamping PT. PAL di Surabaya yang mempunyai teknologi maupun keterampilan pegawainya dalam membangun kapal baja dengan ukuran diatas 10,000 Dwt sampai 300,000 DWT ?

Pertanyaan berikuitnya adalah, apakah kita mampu bersaing dengan Vietnam,India dan Bangladesh yang sudah mengantongi pesanan kapal baru dari negara-negara maju seperti negara-negara Skandinavia ?

Bagaimana kalau cita-cita diatas kita kesampingkan dahulu dan memulai dengan pembangunan kapal yang sudah berjalan ratusan tahun, yaitu membangun kapal-kapal layar Pinisi. Tentunya pembangunan kapal Pinisi 2011 kedepan harus disertai dan dimanfaatkan akan kemajuan teknologi di bidang pembuatan kapal-kapal baru.


 Kemajuan teknologi seyogianya ditrapkan dibidang pembuatan kapal baru maupun dalam pemeliharaan kapal-kapal kayu, seperti kapal Pinisi ini. Dry-dock khusus bagi perawatan kapal Pinisi, seyogianya tersedia dipelabuhan-pelabuihan besar. Usaha-usaha perawatan kapal-kapal Pinisi ini, sewajarnya Pemerintah ikut membantu untuk meringankan ongkos-ongkosnya. Pembayaran ongkos perawatan kapal dibayarkan langsung kepada perusahaan Dry-dock. Si empunya kapal Pinisi membayar bagiannya langsung ke Perusahaan Dry-dock. Untuk ini, disarankan agar BPR setempat ikut aktip dalam mengadakan dananya, serta memberikan kelonggaran bagi si empunya kapal untuk mencicil ke BPR. Pembayaran "ongkos tambang" untuk muatan yang dikapalkan dengan kapal Pinisi yang mempunyai cicilan ke BPR. dibayarkan langsung oleh sipengirim barang ke BPR setempat dan dimasukkan ke rekening si empunya kapal Pinisi itu. Dengan demikian akan memajukan usaha per-bank-an dibidang Pelayaran Rakyat. Dengan simpanan yang ditentukan besarnya di BPR, si empunya kapal layar dapat meminta pembayaran cicilan dari BPR setempat untuk dibayarkan ke perusahaan Dry-dock setempat. Tentunya dalam usaha pemeliharaan dan perbaikan-perbaikan pada kapal layarnya.

Dipikirkan dan dicarikan untuk memakai cat lambung yang selain mengawetkan kayu-kayu dibawah dan diatas permukaan air laut, juga jaminan bahwa lambung kapal kayu yang dibawah permukaan air laut akan bersih dari tempelan-tempelan kerang-kerang. Cat yang dipakai pada lambung dibawah permukaan laut itu dapat mengurangi "gesekan" antara badan kapal dan air laut. Sehingga dengan demikian akan tercapai kecepatan kapal sewaktu berlayar yang semaksimal mungkin. Selain cat, apakah kiranya dapat dipakai bahan-bahan kimia lainnya atau bahan plastik sebagai "lapisan" antara badan kapal dari kayu ini dengan air laut. Dengan demikian sekali gus disamping lambung kapal tidak ditempeli kerang-kerang juga melancarkan akan lajunya kapal.

Merancang ulang akan luasnya layar-layar kapal, serta mencarikan bahan layar yang ringan, awet dan murah. Merancang peralatan "bantu" untuk usaha-usaha menaikkan layar dan menurunkan layar dengan memakai tenaga listrik. Sehingga meringankan abk dalam menaikkan layar dan juga dapat menurunkan layar dengan cepat, umpamanya bila mengalami angin ribut dilautan lepas. Dengan demikian memperbesar dalam usaha penyelamatan kapal, muatan dan abknya.

Pemakaian peralatan electronic di kapal Pinisi harus diusahakan sebagai peralatan "keharusan". Umpamanya, pemancar darurat yang memancarkan S.O.S. sebagai pemancar "Beacon" untuk mempermudah dalam usaha-usaha SAR.

Peralatan electronic dengan memakai satelit untuk keperluan menentukan posisi kapal dilautan lepas. Peralatan elecronic untuk menentukan arah angin serta menentukan posisi layar terhadap arah angin, untuk mendapatkan hembusan yang maksimal.

Peralatan pengadaan listrik di kapal, apakah dengan Solar Panel, Tenaga Angin atau Tenaga arus air Laut memutarkan turbin listrik. Tenaga listrik diperlukan untuk keperluan lampu navigasi, pemancar radio, pengiriman dan pemerimaan data berupa laporan keadaan cuaca dengan komputer dan satelit. Pengiriman data dari alat-alat yang dipasang di kapal untuk keperluan Riset Kelautan. Pengiriman data mengenai gerak-gerik kapal-kapal asing yang berlayar di lautan Nusantara, bendera kapal serta posisi kapal serta jenis kapal ke Markas Besar TNI. Jumlah yang banyak dari kapal-kapal layar Pinisi yang mengarungi Lautan Nusantara merupakan puluhan ribu "mata" dan "telinga" yang sangat penting dalam usaha pengamanan negara dan bangsa. Dengan demikian Markas Besar TNI tahu betul posisi-posisi kapal-kapal asing yang berlayar dilautan Nusantara.

Pengadaan Galangan Kapal Layar Pinisi disetiap Propinsi dengan demikian "keahlian" warisan nenek moyang dalam membangun kapal layar Pinisi dapat dijaga kelanggengannya untuk ratusan tahun yang akan datang. Tentunya disamping membangun kapal, Galangan Kapal Layar Pinisi juga mengadakan R and D dalam merancang pembangunan kapal-kapal layar baru dengan memakai bahan lain selain kayu "Ulin". apakah Ferrocements atau fiberglass serta bahan dari plastik lainnya. Penelitian dalam pembuatan palkah-palkah muatan di kapal-kapal layar ini untuk disesuaikan dengan kemajuan dalam cara baru mengapalkan barang-barang muatan. Peti kemas standard Nasional Pinisi atau muatan dengan di- "unitised", peti kemas standard nasional Pinisi dengan peralatan pengatur suhu udara.

Pengadaan sekolah-sekolah Pelayaran khusus untuk pendidikan awak kapal layar Pinisi yang disponsori Pemerintah atau Pemda untuk menjamin akan tersedianya awak kapal yang berpendidikan dan siap berlayar.

Kapal Layar Pinisi adalah warisan nenek moyang kita, adalah wajar sekali untuk mendapat perhatian utama serta dimasukkan dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 - 2025. Karena keberadaan kapal-kapal layar Pinisi di Lautan Nusantara adalah sangat dekat dan penting bukan saja dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia tetapi juga sebagai alat penting dalam usaha pelaksanaan "Pemeretaan Ekonomi Nasional dari Sabang sampai Merauke". Mengingat kapal-kapal Pinisi ini menyinggahi pelabuhan-pelabuhan kecil diseluruh Nusantara.

Membangun kapal baja dari 10,000 DWT sampai 300,000 DWT di Galangan Kapal di dalam negeri adalah sangat menarik dan membanggakan. Tetapi membangun kapal-kapal layar Pinisi serta meningkatkan semaksimal mungkin sebagai salah satu alat dalam membangun perekonomian Nasional akan lebih membanggakan lagi. Disamping ongkosnya tidak akan semahal membangun kapal-kapal 300,000 DWT yang belum tentu ada kegunaanya bagi Pelayaran Nasional maupun sumbangannya sebagai alat yang nyata dalam usaha "Pemerataan Ekonomi Nasional dari Sabang sampai ke Merauke".

"Think big, but make sure all the small things are properly taken care off" ( Joe Ragan).

Tautan Menarik

 

1. Deadweight tonnage ( D.W.T), http://en.wikipedia.org/wiki/Deadweight_tonnage

2. Analisa Teknis Konversi Kapal Pinisi Sebagai Kapal Pariwisata Di Daerah Pelayaran Ambon–Kep.Banda, http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100007030144/2414/Simulasi%20kapal

3. Model Pendidikan Berwawasan Kebangsaan Bagi Anak Usia Dini Sebagai Sarana Integrasi Bangsa, http://journal.uny.ac.id/index.php/jk/article/view/516

Tags: mp3ei

MP3EI : Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

    • PLTP Sarulla

Deputi Direktur Pengelolaan IPP PLN Nasri Sebayang di Jakarta, kira-kira 3 tahun yang lalu, mengatakan, proyek-proyek yang berlokasi di luar Jawa tersebut akan memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat dalam beberapa tahun ke depan. "Sebagian besar proyek itu dikelola pengembang lokal," katanya. Namun, Nasri melanjutkan, meski dikelola pengembang lokal, sebagian besar peralatan seperti turbin dan generator berasal dari China.

Kesembilan proyek itu adalah

1. PLTU Kaltim 2x60 MW dengan pengembang PT Indonesia Power dan PT Ridlatama Energy;

2. PLTA Poso 160 MW dengan pengembang PT Poso Energy;

3. PLTU Molotabu, Gorontalo 2x10 dengan PTB Energy Gorontalo;

4. PLTU Nunukan, Kaltim 2x10 MW dengan PT Indonesia Power,

5. PLTU Palu 2x10 MW dengan PT Indonesia Power.

6. PLTP Sarulla, Sumut 3x110 MW dengan konsorsium PT Medco Energy 37,5 %, Kyushu Electric Power Company Inc (Jepang) 25 %, Itochu Corporation (Jepang) 25 %, dan Ormat International Inc (AS) 12,5 %.

7.PLTU Minahasa 2x50 MW dengan PT Minahasa Power dan WTL dari Malaysia;

8.PLTU Baturaja, Sumsel 2x100 MW

9.PLTU Simpang Blimbing, Sumsel 2x113 MW dengan konsorsium PT Energy Musi Makmur dan Gou Hua (China).



 Memakai Tenaga Uap untuk menghasilan lstrik adalah suatu keputusan yang paling baik. Menghemat BBM dan ramah lingkungan. Menghemat BBM, karena untuk menghasilkan uap akan diperlukan batubara. Batubara didalam bumi Ibu Pertiwi akan tetap tersedia untuk masa yang lama sekali dibandingkan dengan minyak bumi. Ramah lingkungan, kemungkinan akan mencermarkan lingkungan dipertipis. Lain halnya dengan minyak bumi (Diesel). Minyak Diesel harus hati-hati dalam pengangkutannya. Apalagi kalau harus lewat permukiman penduduk. Dengan tangki kereta api, kalau kereta barang itu anjlok, selain ada kemungkinan untuk meledak dan terbakar, akan sangat memakan kerugian yang besar. Kalau diangkut dengan truck tangki, juga kalau tidak hati-hati, tabrakan dengan kendaraan lain atau masuk jurang juga kemungkinan besar truk tangki akan meledak dan terbakar.

Lain halnya dengan batubara, apalagi kalau batubara sebagai bahan bakar PLTU ini sudah diolah dari bongkah-bongkah batubara menjadi "pellets" seperti kerikil. Dengan demikian akan lebih gampang dalam pengangkutannya. Keuntungan lainnya dengan memakai bahan bakar batubara ialah akan timbul industri lainnya dengan memakai pembuangan uap dari PLTU ini. Uap ini dapat disalurkan untuk menjadi bahan penggerak mesin-mesin dipabrik-pabrik. Kemungkinan tumbuh industri berat dapat saja terjadi dengan memakai pellets batubara sebagai pemanas dalam melebur besi, serta memakai tenaga uap untuk menjalankan mesin penempa "besi coran". Juga dengan tersedianya batubara berupa pellets, membuka jalan bagi industri rakyat (industri pandai besi) untuk dijadikan alat-alat seperti pacul, sekup, parang, pisau dsbnya.

Dengan memakai batubara sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap dimana uap ini menjalankan turbine generator listrik tidak akan mengakibatkan kebisingan seperti mesin diesel. Dengan demikian PLTU ini dapat dibangun didekat kota. Menghemat ongkos-ongkos pemasangan kabel-kabel tegangan tinggi beserta menara-menaranya. Pembuangan uap setelah dipakai untuk memutarkan turbine penggerak generator listrik dapat disalurkan melalui pipa-pipa didalam tanah ke pabrik-pabrik sekitar PLTU untuk dipakai sebagai tenaga penggerak mesin-mesin. Atau sebagai pemanas ruangan dimana kelapa dapat dikeringkan menjadi kopra. Pengeringan kelapa dapat diteruskan walaupun matahari sudah terbenam. Usaha pengeringan kelapa dapat dijalankan selama 24 jam.

Dari daftar PLTU yang akan dibangun itu, kita tidak melihat PLTU yang akan dibangun di Maluku dan di Papua. Dikedua daerah ini pembangunan PLTU akan besar dampaknya kepada perekonomian setempat. Namun kalau dilihat dari kebutuhannya apalagi kalau dilihat dari segi kacamata swasta, pembangunan Pembangkit Listrik di kedua daerah ini tidak akan menghasilkan keuntungan yang setimpal dengan besarnya modal yang ditanam. Tidak ada jalan lain, kecuali yang menanam modal adalah Pemerintah. Apakah Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah atau gabungan keduanya dengan mengundang modal dari Negara lain berupa "grant" atau pinjaman lunak jangka panjang. Dengan arti kata lain usaha bersama G to G.

Yang diharapkan dari kerja sama G to G ini, bukan melulu pengadaan listrik saja, tetapi banyak sekali kaitannya dengan timbulnya industri-industri lainnya yang disokong oleh keberadaan PLTU didaerah ini. Namun prosesnya akan berjalan lambat, ini yang menjadi penghalang utama datangnya investasi swasta, asing maupun nasional.


    • Wujudkan MP3EI, Melalui Inovasi untuk Kemajuan Bangsa

 Marilah kita mencoba untuk "membayangkan" apabila dibangun satu PLTU di Maluku. Dimana PLTU ini akan menyokong tumbuhnya perekonomian lokal namun pertumbuhannya akan berkembang secara bertahap. Kita pilih Pulau Halmahera bagian selatan dipantai Barat dimana pantai ini dilindungi pulau-pulau dan salah-satunya adalah Pulau Bacan. Tidak ada kota besar, namun keadaan alamnya yang indah dan mempunyai potensi yang besar untuk berkembang.

Pertama harus dibangun dermaga besi beton untuk kapal-kapal diatas 15.000 ton. Pelabuhan ini dipakai untuk keperluan membongkar muatan peralatan untuk membangun PLTU. Juga untuk mempersiapkan nantinya bila disinggahi Kapal-kapal mengangkut bongkah-bongkah batubara dari Kal-Tim.

Di pelabuhan itu dibangun pabrik pengolahan bongkah-bongkah batubara untuk dijadikan "pellets" dan "briquettes". Pellets ini diangkut dengan kereta api ke PLTU yang berdekatan dengan kota atau kota-kota. Karena yang menjalankan generator listriknya dipakai uap tidak akan menyebabkan kebisingan.

Briquettes dijual kepada masyarakat untuk keperluan didapur, dibakar didalam tungku sebagai bahan bakar, pengganti kayu bakar. Dengan demikian penduduk setempat terutama ibu rumah tangga dan anak-anak tidak perlu mencari kayu bakar ke hutan-hutan. Disamping melestarikan hutan, juga untuk memberi kesempatan bagi anak-anak untuk lebih mempergunakan waktu untuk keperluan belajar menambah ilmu, disekolah maupun dirumah.

Jalan kereta api ini perlu untuk mengangkut peralatan-peralatan dalam pembangunan awal PLTU dalam mengangkut peralatan yang berat-berat. Dikemudian hari, untuk mengangkut pellets dari pelabuhan atau pabrik pellets ke PLTU. Mengingat dengan dibangunnya PLTU akan tumbuh industri-industri di kota itu atau dikota-kota itu. Hasil dari industri ini, barang jadinya diangkut oleh kereta api ke pelabuhan untuk dikapalkan. Kereta apinya adalah kereta api listrik ataukereta api tenaga uap dan dipakai juga untuk mengangkut para pekerja pelabuhan atau ke pabrik-pabrik sekitar pelabuhan.

Mengingat didaerah ini banyak pohon kelapa, diusahakan untuk membangun pabrik minyak kelapa, disekitar pelabuhan atau disekitar kota. Pabrik minyak kelapa ini sebagai tenaga penggerak mesin-mesinnya dapat berupa listrik, dengan adanya PLTU, atau dengan tenaga uap, dengan tersedianya batubara bongkah atau pellets. Atau memanfaatkan limbah uap dari PLTU.

Dengan adanya pabrik minyak kelapa, membuka jalan bagi penduduk dipulau-pulau sekitarnya untuk mengolah kelapa menjadi kopra. Penduduk dianjurkan untuk bergabung dalam usaha pengadaan kopra dengan membangun "koperasi". Akan tumbuh usaha-usaha pengangkutan laut lokal berupa kapal layar atau kapal kayu bermotor untuk mengangkut kopra dari pulau-pulau ke pabrik minyak kelapa. Minyak kelapa diangkut dari pelabuhan dengan peti kemas khusus untuk muatan cair atau kalau jumlahnya cukup banyak dikapalkan dengan kapal tanker untuk diekspor.

Kapal-kapal layar atau kapal kayu bermotor, kembali ke pulau-pulau mengangkut briquettes, untuk keperluan tungku dapur atau sebagai usaha pandai besi. Dengan adanya PLTU dengan bahan bakar batubara, akan timbul industri pembuatan saringan dari sabut kelapa untuk dipakai sebagai saringan dicerobong-cerobong PLTU atau pabrik lainnya. Dengan demikian pengotoran udara dari cerobong asap PLTU maupun pabrik-pabrik dapat dikurangi dampaknya terhadap lingkungan.

Dengan dsinggahinya pelabuhan ini secara teratur oleh kapal-kapal pengangkut batubara dan kapal-kapal lainnya mengangkut hasil industri, akan tumbuh usaha-usaha pelayanan kapal-kapal. Bahan-bahan makanan atau BBM. Akan tumbuh usaha pertanian berupa sayur mayur untuk memenuhi keperluan kapal-kapal yang singgah. Membuka jalan untuk penanaman pohon jarak pagar dimana biji-biji jarak diolah menjadi minyak jarak untuk dicampur dengan minyak diesel untuk keperluan BBM kapal-kapal yang singgah. Untuk usaha pengolahan biji jarak perlu dibangun pabrik. Berarti membuka lapangan kerja baru. Untuk lebih menggalakkan penanaman jarak pagar ini untuk dipakai sebagai campuran BBM kapal, pelabuhan ini juga dijadikan sebagai Pangkalan TNI AL bagi kapal-kapal patroli berkecepatan tinggi.

Dengan tersedianya listrik dan keadaan pantai yang bersih dengan laut yang tenang karena dilindungi pulau-pulau sangat ideal untuk usaha Resort Area. Limbah uap dari PLTU dapat disalurkan ke Resort-resort ini untuk memanaskan kolam renang air panas atau sauna.

Dalam "cerita" diatas, dapat dilihat bagaimana pentingnya peranan PLN sebagai "pelopor" dalam membangunan perekonomian lokal, mulai dari "nol". Peranan PLN sebagai Perusahaan Negara jangan terlalu mementingkan untuk mengejar keuntungan belaka, namun juga harus menjadi penyumbang dalam pembangunan Negara dan Bangsa dengan mengambil keuntungannya dikemudian hari dengan memberi kesempatan dan "alat" bagi generasi baru untuk ikut membangun Bangsa dan Negara terutama didaerah-daerah terpencil. PLN mempunyai produk yang unik, yaitu listrik, yang mana listrik ini merupakan suatu produk yang dapat mengantar masyarakat dari perekonomian yang terbelakang ke perekonomian yang cerah.

Namun didaerah yang berkembang ini, yang diutamakan bukanlah "listriknya", tetapi lebih penting adalah "proses pengadaan listrik itu" sendiri. kalau yang dipentingkan "listriknya", membangun saja PLTN, dimana dengan sekali isi dapat berjalan sampai 30 tahun lamanya. Rakyat menikmati adanya listrik ini, penerangan rumah, menonton Sinetron dan berita dilayar TV namun tidak mempunyai penghasilan. Tetapi bila yang "dipentingkan" adalah "proses pengadaan listrik-nya serta pengadaan usaha-usaha yang memakai tenaga listrik", akan bermunculan usaha-usaha kecil yang menyerap tenaga kerja serta menaikkan tingkat hidup rakyat setempat. PLTU dengan bahan bakar batubara adalah jalan keluarnya.

Tentu PLN tidak dapat bekerja sendiri, sewajarnya dipikirkan jalan lain untuk membantu pertumbuhan ekonomi setempat ini. Umpamanya Pemerintah membuka jalur pelayaran baru yang menghubungkan daerah baru ini dengan pelabuhan-pelabuhan lainnya. seperti pelabuhan Bitung, Ambon, Makassar dan pelabuhan-pelabuhan lainnya yang lebih jauh. Dengan membuka jalur pelayaran dengan jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal yang teratur sepanjang tahun.

Morotai ada disebelah Utara Pulau Halmahera, pangkalan udara yang dibangun sewaktu perang dunia kedua.. Mungkin dengan memperbaiki serta menaikkan tingkat pelayanannya dapat menjadi Bandara Turis asing maupun turis dalam negeri yang bertujuan untuk mengunjungi Resort Area yang baru ini. Mudah-mudahan suatu waktu akan menjadi terkenal sepert Pulau Bali.

===mangSi100111===

Tags: mp3ei, pltp, pltu

Tong Sampah 'Ajaib', yang bisa Memadatkan Sendiri

Beberpa hari yang lalu, saya berjalan-jalan ke Jersey City, salah satu Kota Besar di Negara Bagian New Jersey. Dipinggir jalan saya melihat kotak segi empat dengan ketinggian kira-kira 2 meter. Kotak itu ditempatkan disudut jalan dimana biasanya orang berdiri menunggu lampu lalu-lintas berganti ke warna hijau unruk menyeberang jalan.

Tong sampah ini diperuntukkan sebagai tempat pembuangan sampah bagi pejalan kaki. Jadi sampah yang enteng-enteng, seperti cangkir kertas, kotak roko, surat kabar, dan sebagainya. Tutup tong sampah itu lain daripada yang lain. Tutup kotak bukan terbuat dari plastik seperti bagian lain dari kotak tong sampah itu, ternyata tutupnya terbuat dari gelas.

Lebih dekat lagi dilihat, ternyata tutup kotak iru terbuat dari gelas atau plastik yang berkotak-kotak berwarna agak kebiru-biruan. Saya berkeliling kotak itu untuk mencari tahu lebih lanjut. Ternyata disalah satu bagian kotak itu tertulis "Solar Compactor". Apakah ini alat pembuangan sampah "pintar".

Memang begitu, kalau jumlah sampah didalan kotak itu sampai menumpuk pada ketinggian tertentu, secara otomatis sampah-sampah didalamnya di"tekan" kedasarnya, dengan demikian penyediaan ruangan dalam kotak sampah itu untuk sampah-sampah yang baru dibuang secara otomatis tersedia. Kemungkinan sampah menumpuk sampai berjatuhan dari kotak itu dapat dihindari. Malah, katanya, tong sampah ini dapat dipasang alat sensor dan GPS, sehingga setiap tong sampah yang penuh secara otomatis "memberitahukan" ke kantor pengumpulan sampah kota. Dengan demikian para pegawai pengumpulan sampah kota dapat bekerja lebih baik lagi dan tidak membuang waktu percuma, mencari dan melihat tong sampah mana diseluruh kota yang perlu dikosongkan. Keuntungan lain ialah, sampah-sampah tidak berjatuhan sekitar tong sampah, dengan demikian menghindari tikus-tikus serta burung-burung yang datang untuk mencari sisa-sisa makanan.

Tutup tong sampah itu ternyata adalah "solar panel" yang mengisi batere dan batere memutarkan motor listrik dimana motor listrik ini dengan memakai gigi-gigi, menaikkan dan menurunkan "alat" untuk menekan permukaan sampah sejauh mungkin kedasar tong sampah itu. Dengan demikian akan selalu tersedia ruangan untuk menampung sampah-sampah yang baru dibuang. Tidak terlihat tong sampah lainnya, yaitu tong sampah khusus untuk pembuangan kaleng soda atau botol plastic minuman.

Kalaupun ada tong sampah untuk botol plastik, sebaiknya tong sampah yang dilengkapi dengan alat untuk menjadikan botol-botol itu dipotong berkeping-keping, dengan demikian menghemat ruangan dan menghemat tenaga dan waktu dalam mengosongkan tong-tong sampah itu. Mungkin "Trash Compactor" dengan ruangan sampah yang lebih besar, dan memakai Tenaga Surya sebagai tenaga penggerak dapat disediakan di Pasa-pasar Tradisionil atau di tempat-tempat yang banyak yang berjualan makanan diseluruh kota. Tong sampah seperti ini khusus diperuntukkan untuk sampah sisa-sisa makanan atau sayuran yang sampah-sampah seperti ini dapat diolah kembali untuk menjadi pupuk. Idealnya tong sampah seperti ini dapat dinaikkan ke chassis truk untuk diangkut ketempat pembuatan pupuk. Jadi mengangkut Tong Sampah Padat (TSP) kosong ditempatkan di pasar-pasar dan kembali mengangkut TSP penuh ke tempat pengolahan daur ulang.

Mengingat tutup tong sampah itu adalah "Solar Panel", kalau untuk dipakai di tanah air, sebaiknya "Solar Panel" ini dipasang diatas tiang. Dan tiangnya dilengkapi dengan lampu LED, dengan demikian disiang hari Tenaga Suryanya dipakai untuk tenaga penggerak TSP, dan malam harinya dipakai sebagai penerangan jalan. Juga membuka jalan diatas tiang itu dipasang "kamera" yang dihubungkan langsung dengan Polsek setempat melalui satelit.

    • solar compactor

MangSi

Tags: sampah, solar

PNRI di Jakarta, Perpustakaan De Tropisch di Negeri Belanda, Satelit LAPAN dan Program Wamil Kopassus

Usaha ini yang pertama diincar adalah para akadimisi yang ingin menuntut ilmu belajar utk S3. Dengan demikian tidak perlu belajar keluar negeri menunggu mendapatkan bea siswa. Dan mudah-mudahan akan menambah para peminat utk S2 atau S3 dengan belajar tanpa harus meninggalkan pekerjaan dan keluarga. Terutama para akademisi yang ingin belajar mengenai sejarah negara ini, sebelum Perang Kemerdekaan. Atau mungkin ada kertas kerja para mahasiswa sebelum perang dunia kedua mengenai usaha-usaha untuk me"modern"-kan jajahannya, yang terputus karena perang. - MangSi, http://on.fb.me/xlvQGE


Perpustakaan Nasional di Jakarta, Perpustakaan De Tropisch di Negeri Belanda, Satelit LAPAN dan Program Wamil Kopassus.

Setahun dua tahun yang lalu LAPAN meluncurkan satelit ke angkasa luar. Kemudian di Jakarta ada Perpustakaan Nasional. Dengan memakai nama Nasional, apakah Perpustakaan ini menyimpan buku-buku hasil karangan bangsa sendiri atau kata Nasional itu dapat diartikan bahwa buku-buku yang disimpan disana dapat dibaca oleh semua penduduk di seantero Nusantara ?

Mungkin ada yang menjawab, mana mungkin pembaca dari Morotai, Halmahera jalan-jalan ke Jakarta hanya untuk membaca buku. Bagaimana kalau buku-buku itu datang sendiri ke para peminat di seluruh Nusantara ? Mungkin melalui Pos ?

Mungkin ada yang menjawab, risiko terlalu besar, akan kemungkinan hilang dalam perjalanan. Juga waktu pengiriman yang lama dan ongkos yang tinggi.

Bolehlah, jawaban ini masuk akal.

Dijaman sekarang ini dimana HP dipakai secara luas oleh masyarakat, juga pemakaian IPads serta LapTop, apa kiranya Satelit LAPAN dapat dimanfaatkan ? Mungkin ada yang menjawab, tentu bisa namun koleksi buku di Perpustakaan Nasional ini tidak cukup banyak, perlu penambahan buku-buku. Buku-buku baru yang diterbitkan belum banyak.

Bolehlah, jawaban yang masuk akal juga.

Bagaiman kalau dijajagi kerja-sama dengan Perpustakaan di Luar Negeri ? Mungkin jawabannya ialah, bisa saja tetapi perlu diterjemahkan dahulu. Juga banyak buku-buku terbitan asing kurang cocok atau tidak banyak yang menceriterakan keadaan negeri ini. Jadi kegunaannya kurang bagi para pembaca. Contoh, buku-buku terbitan Amerika Serikat, umpamanya, banyak buku-buku yang diterbitkan adalah mengenai keadaan atau hal-hal yang berurusan dengan negaranya itu sendiri. Nah buat apa para pembaca di Indonesia belajar dan memahami "kedatangan para imigrant dari Inggris yang mendarat di Plymouth Rock di Pantai Timur Amerika Utara" ?

Bagaimana kalau kerja-sama dengan Perpustakaan di Luar Negeri itu dibatasi hanya kerja-sama dengan Perpustakaan yang berada di Negeri Belanda. Perpustakaan De Tropisch atau Perpustakaan di Universitas Delft, umpamanya. Tentunya banyak buku-buku mengenai Indonesia disimpan dikedua perpustakaan ini. Tak perlu diragukan lagi, yenyunya termasuk kertas-kertas kerja atau mungkin skripsi para mahasiswa Belanda yang ada hubungannya dengan Indonesia.

Mungkin bisa saja, namun untuk menterjemahkan dari bahasa Belanda ke bahasa Indonesia merupakan pekerjaan yang besar sekali dan memerlukan waktu yang lama. Kemudian dicetak serta menerbitkan buku baru itu merupakan tugas yang sangat besar, boleh dibilang tugas raksasa.

Kita tidak perlu menerbitkannya berupa buku, cukup dengan CD saja. Jadi dengan demikian tugas raksasa ini kita kerdilkan. Bagaimana usaha menterjemahkan buku-buku di kedua Perpustakaan itu yang mana jumlahnya puluhan ribu atau mungkin ratusan ribu itu ?

Memang tidak mudah dan jelas akan memerlukan waktu yang lama. Bagaimana kalau seandainya Pemerintah Indonesia mengumpulkan para Lansia, para pensiunan yang fasih berbahasa Belanda dan mengirimkannya ke Negeri Belanda untuk membaca buku-buku itu dan menterjemahkannya serta disimpan dalam memory chips, di LapTop misalnya.

Demikian juga, dicari bangsa Belanda yang fasih berbahasa Indonesia untuk ikut menterjemahkan buku-buku di kedua Perpustakaan itu kedalam bahasa Indonesia.

Kemudian secara berangsur, dikirim ke Perpustakaan Nasional di Jakarta dan disimpan dalam "satu memory chip" dengan kapasitas yang besar dan dapat diakses melalui internet. Nah disinilah Satelit LAPAN akan mempunyai peran yang sangat besar. Terutama dalam pengiriman "data-data" keseluruh pelosok Indonesia, sampai ke tempat-tempat terpencilpun. Ingat tulisan KOPASSUS, usaha menyebarkan keseluruh pelosok di tanah air dapat dilaksanakan dengan program WAMIL KOPASSUS.

Didesa-desa terpencil, Balaidesa-nya, dipagi hari dijadikan sebagai ruangan kelas elektronik, dilengkapi dengan layar TV dan peralatan penerimaan data-data melalui satelit. Tenaga listriknya dapat dipakai Solar Panel, Tenaga Angin atau mini-hydro-electric. Sore hari ruangan kelas itu dipakai sebagai tempat belajar orang-orang dewasa dengan bahan pelajaran praktis dalam bidang pertukangan, pertanian dan lain-lainnya. Pada malam hari rungan kelas disulap sebagai ruangan hiburan bagi masyarakat desa itu untuk menyaksikan berita-berita atau menonton hiburan lainnya. Atau pada malam-malam tertentu diadakan pembacaan buku-buku dari Perpustakaan Nasional terutama mengenai sejarah Nasional. Sebagai staff pengajar,Kemenetrian Pendidikan Nasional memberikan tenaga-tenaganya.

Jadi formula....Perpustakaan Nasional + Perpustakaan De Tropisch dan Perpustakaan Universitas Delft + Satelit LAPAN + Wamil Kopassus dapat menghasilkan usaha mulia dalam meningkatkan taraf hidup penduduk terutama di permukiman terpencil untuk ikut menikmati kemerdekaan negara ini. Usaha ini bukan usaha yang muluk dan juga bukan usaha mercu suar, usaha ini dapat dilaksanakan dalam waktu dekat untuk dijadikan sebagai usaha nyata. Usaha ini akan jauh lebih murah ongkosnya daripada membangun Jembatan Selat Sunda atau ongkos pembuatan Jembatan Kartanegara dan ongkos pembuatan ulang jembatan yang ambruk ini.

Mudah-mudahan "lamunan" ini dapat menjadi kenyataan dalam waktu dekat.

MangSi - 11012012